Pages

Minggu, 22 Desember 2013

Bogor, aku dan si sobat (part 1)


Friendship isn't about whom you have known the longest... It's about who came, and never left your side... 

- Unknown-


Gada angin gada ujan, sabtu tgl 21 des 2013, ada yg whatsapp. Nanyain kabar. ihh. Kemana aja. Ihhh Tuhghe! a friend of mine. Sahabat di kala masa kuliah dahulu.  Udah setaunan gada kabar berita. Sibuk sama kesibukan masing2. Tiba-tiba nongol nih anak. Alam seolah tau banget nih lagi butuh seseorang. Ngobrol haha-hihi di whatsapp. Tiba-tiba: BOGOR! BESOK! Haaahhh?!
*ih jangan aneh kali, orang INFJ itu gak aneh sama yg spontan2* wkwkwk.
Dan inilah cerita perjalanan Minggu, 23 Desember 2013.

Jam 07.00 si doi baru dateng. Cengengesan. Maklum telat setengah jam dari waktu yang disepakati. Okelah yah. Langsung melesat ke dalam Terminal Leuwipanjang. Dan Bus MGI jurusan Bandung-Bogor udah nongkrong. Waww banget. Biasanya untuk naek ke bis MGI ini harus melalui penantian panjang. Pas naek. Pas bis langsung melaju aja. Biasanya lagi, harus melalui proses menuhin alias ngetem. Love it!

Cerita berlanjut ke dalam bis. Jreng. Jreng. Gak kuat. Mengalirlah cerita demi cerita diiringi ketawa-ketawi. Dari mulei cerita soal kerjaan, konflik ini-itu. Daaan sebagainya. Tapi itu baru seperempat dari kejadian setaun loh. Hahahah. Diselingi dengan Tughe nelepon emaknya yg lagi di bali: Yg ternyata baru bilang pas di bis mau ke Bogor. Maklum, Ibu. Serba dadakan sih,. Suer *modus* Padahal biar ga mungkin dilarang aja, lah uda di bis ini. Iiih ampun tuh anak. wkwkwkwk.

Akhirnya nyampe di Terminal Baranangsiang sekitar jam 09.30. Disambut gerimis.
Hello, Bogor.. dua manusia ini perlu tempat curhat. Numpang curhat yaaaaa.

Melesat lah ke daerah... Emmm.. apa yah intinya nyari Soto Mie khas Bogor deh.. Dari terminal naek angkot 06 trus 02. Hujan makin deres. Eh Tughe lupa-lupa ingat *ide dia ke tempat situ* halaaaah. Jalan menyulusuri trotoar, nyari Soto Pak Yunus. Gak ketemu. Ya udah, ada tempat makan soto yg lumayan rame dan bersih. Yuk ah makan. Cocoooook banget cuacanya, kuah soto nya, curhat-curhatnya *gak beres2 nih curhat*







Kamis, 19 Desember 2013

I'll try


20 Desember 2013
14: 02

 Lagi merasa seperti cerita "si punggung" di Novel Rectoverso.
Salut bisa punya perasaan seperti itu.
Diam gak pernah mengungkapkan.
Mustahil banget sepertinya buat aku.
But, I'll try.

"Aku menghela nafas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa." -hanya isyarat, Rectoverso-

Jatuh cinta berkali-kali dan berarti (harus) patah hari berkali-kali pula.
Sulit untuk tidak mengharapkan apapun ketika mencinta.
Sangat sulit, sungguh.
But. I'll try.











Rabu, 04 Desember 2013

Star is still there.

Dear Sky, 
Percakapan kita sore itu:
.....
Aku: "Trus kamu beli apa buat kamu sendiri?"
Dia: "Gak beli apa-apa. Yang penting mereka. Aku gak usah."
.....

Mungkin buat kamu, itu percakapan ringan. Sangat ringan malah. Tapi enggak buat aku. Saat itu ada kesedihan yg aku rasain namun entah apa. Sungguh jangankan kamu, aku saja saat itu tak bisa mengerti. Telepon terputus dengan sendirinya karena sinyal. Kamu menelepon aku berkali-kali, 5 missed call. Tidak aku angkat. Maaf ya karena aku yakin kamu bingung, sama bingungnya seperti aku. Dalam hitungan detik aku bisa berubah drastis. 

Dan setelah 42 jam berlalu, aku pun baru menemukan jawabannya. Kamu mau tau? Sila, aku akan menjelaskan sedikit.

Ga ada hal yang paling memilukan selain aku gak bisa berbuat apa-apa saat aku mendengar sesuatu hal yg membuat kecewa, marah atau khawatir. Kamu sangat tau hal itu, kan?
Percakapan ringan kita, tepatnya jawaban kamu itu memberikan stimulus pada diri aku bahwa kamu, kadang (mungkin) tidak memikirkan diri kamu sendiri. Apa yang kamu mau.  Mungkin selama ini kamu bekerja terlalu keras tanpa memikirkan kesehatan dan waktu istirahat kamu sendiri. Selama ini, mungkin kamu gak pernah terpikirkan bahwa itu penting buat kamu. Kamu lupa ya. Ada aku, yang selalu mengkhawatirkan kamu. Disini. Mungkin aku gak selalu terlihat, tapi aku yakin kamu rasa itu.

Dan sangat sedih saat tahu kamu sakit disana, aku disini dengan jauhnya jarak ratusan kilometer gak bisa berbuat apa-apa. Itu yang membuat aku sedemikian sedihnya sore itu.

Kamu mungkin masih ingat bagaimana cerewetnya aku ketika menjelaskan mengenai waktu bekerja dan proses berpikir kamu yang berubah sekarang tapi kamu gak mengubah pola makan dan olahraga kamu. Padahal itu sangat penting. Sekarang kamu lebih banyak mengeluarkan energi. Pekerjaan-pekerjaan baru, tanggungjawab yang lebih serta tekanan-tekanan baru.

Kamu pun pernah bertanya, kan. Aku harus ngelakuin apa untuk berterimaksih sama kamu untuk sesuatu hal yg aku lupa apa. Dan aku gak minta banyak. Aku hanya ingin kamu gak telat makan dan jaga kesehatan kamu. Kalau kamu pikir, itu gak penting buat kamu. Seengganya lakuin itu untuk aku. Aku gak akan minta banyak hal. Aku cuma pengen kamu selalu baik-baik disana. Apa itu berlebihan, sayang?

Kamu harus tahu, masih ada aku disini. Aku yang sangat peduli sama keadaan kamu, kesehatan kamu. Yang walaupun tidak selalu terlihat, tapi ada. Kamu janji ya untuk lebih memikirkan diri kamu. Promise?

Jadi ingat konsep bintang yang aku jelaskan tadi pagi, kan? Sekarang ada korelasinya ternyata kenapa tadi pagi tiba-tiba aku berpikir tentang keberadaan bintang.


A star. Maybe you can't always see a star. Sometimes it hides. Tapi bintang tidak akan pernah kemana-mana. Selalu disana. Kalaupun siang bintang tidak terlihat, mungkin ia hanya sedang menyepi sebentar untuk mengisi sinarnya. Sama seperti aku yang kadang suka bersembunyi dari kamu. Yang kamu perlukan hanya menunggu. Dan aku, sama seperti bintang, yang akan selalu hadir di tiap malam walau ia terkadang tak selalu terlihat.

From me,
The star.