Cinta itu rupa-rupa. Dari siapapun pada siapapun.
Dan semuanya indah. Tak terkecuali cinta seorang ayah pada putri kesayangannya.
“Darling, you always be my baby.” No matter what.
***
Duh…
panasnya hari ini. Sudah sore tapi matahari masih menyengat. Debu dimana-mana.
Hoaaaamm. Ngantuk banget nih. Tidur dimana yah? Ah di rumah yang pagarnya warna
hijau seperti kemarin aja deh. Enak. Sepi. Biasanya suka ada anak perempuan
yang selalu keliatan sedih di rumah itu tapi kemarin aku gak liat dia. Kemana
ya?
Nah itu rumahnya. Yess, pagarnya gak
dikunci. Wah, terasnya kotor sekali. Gak apa-apa deh. Yang penting aku mau
tidur sekarang juga. Ngantuk udah gak kuat.
Tiga
jam kemudian.
Hooooaaaaammmm. Aku tidur lama banget nih
kayanya. Abis rumah ini sepi banget. Penghuninya lagi pada pergi kali yah.
“Hai,
kucing lucu. Akhirnya kamu bangun juga.”
“MEOOONGGG.”
Whaaaa. Kaget
banget aku. Begitu buka mata, ada anak perempuan berwajah sedih itu lagi
ngeliatin aku.
“Duh, kamu kaget ya. Maaf yah. Cup… cup… Jangan takut yah.”
“Meong.
Meeong.” Iya sih,
aku kaget. Tapi gak apa-apa ko. Santei.
nunggu
Papa pulang aja ya.”
“Meoongg…
Meeeoooong.” Iyah,
laper nih. Tapi masih bisa kutahan. Ohh, jadi dia tinggal sama Papa nya.
“Kucing…
namamu siapa? Aku panggil Mpus aja, boleh? Aku mau cerita.”
“Meoooong.”
Boleh deh. Mpus
keren. Walaupun namaku Poopy. Panggilannya Pou. Tapi sudahlah. Aku suka Mpus.
Kamu mau cerita apa?
“Mpus…
kamu tahu gak Mamaku itu pergi sudah lama sekali. Aku gak tau kemana. Kadang
aku kangen mama, tapi kadang engga. Kalau aku kasian liat Papa, aku jadi gak
kangen sama Mama. Aku gak ngerti deh sama orang-orang dewasa. Mereka punya
banyak masalah. Kalau gitu aku gak mau jadi dewasa ah, Mpus. Gak enak
kayaknya.”
“Meoong..
Meoong..” Kok
nasib kita sama yah? Aku juga gak tau kemana Mama aku. Papa aku suka
pergi-pergi sih, tapi gak lama. Aku masih suka ketemu papa, walaupun aku sudah
memutuskan pengen hidup mandiri. Hemm.. teruskan cerita kamu, Anak Kecil
Berparas Sedih. Yah, ko dia malah melamun.
“Meoongggg…”
“Hee.
Kamu masih mau mendengar cerita aku yah? Papa sibuk di kantor. Malahan kemarin
pulang sampai jam dua belas malam. Kasian deh Papa. Tapi Papa masih suka
sempetin masuk ke kamar aku kalau pulang. Trus minta maaf kalau papa sibuk.
Gini katanya: “Rara
sayang, Papa harus kerja keras untuk mewujudkan impian kamu. Doakan papa sehat
selalu yah. Pasti papa bisa mewujudkan impian kamu. Sabar ya, Nak. Kamu anak
yang baik dan selalu menjadi kebanggaan Papa. Selalu, Rara Sayang.” Gitu
katanya, Mpus. Aku suka sedih dengernya. Demi mewujudkan impian aku, Papa rela
kerja sampai tengah malam.”
“Meeeooonggg…”
Oh nama kamu Rara.
Cantik. Secantik orangnya. Kamu beruntung punya Papa yang baik.
“Mpus,
hari ini kamu mau yah temenin aku nungguin sampai Papa pulang. Sekaliiii ini
aja. Nanti Papa pasti ngasih kamu makanan. Papa tahu, aku suka sama kucing lucu
sepertimu. Dulu, aku hampir diijinkan memelihara kucing. Tapi gak jadi. Papa
bilang, kasian kalau aku gak bisa mengurusnya dengan baik. Nanti kucingnya
sedih.”
“Meeeoooong.”
Iya, kali ini aku
temenin kamu nungguin Papamu. Biar kamu gak kesepian. Tapi aku mau jadi kucing
yang dipelihara kamu, Rara. Aku tahu kamu orang baik seperti Papamu.Gak mungkin
kamu menerlantarkan aku. Andai kamu mengerti bahasa aku. Ah aku loncat-loncat
aja mungkin kamu mengerti kalau aku mau.
“Hihihihi.
Kamu kenapa seneng banget, Mpus? Kamu ngajak main aku yah? Ih lucu banget kamu
loncat-loncat begitu.”
“Meong..
Meoong..” Bukan
ngajak main ih. Aku mau jadi kucing peliharaan kamu. Aku janji aku akan jadi
kucing termanis kamu, Rara. Dan kamu gak akan sedih dan kesepian lagi.”
Perlahan
terdengar deru mesin mobil.
Itu Papa kamu pulang. Horeeee.Papa kamu
gak pulang selarut kemarin.Ayoo cepat bilang sama Papa kamu. Kamu pengen
melihara aku, Rara.”
“Papa!
Ternyata papa gak lupa janjinya, Mpus. Papa pulang cepat hari ini. Hari ini
hari ulang tahunku, Mpus.”
“Meooong…”
Waaaw.. kamu
berulang tahun hari ini? Selamat ya, Rara!” Tuh papa kamu dah turun dari mobil.
Ayo, peluk cepat. Kamu pasti sudah kangen, kan?
Seorang
lelaki tua, berusia 50 tahun-an keluar dari mobil dan memasuki rumah. Wajahnya
terlihat lelah dan sedih. Membawa sebuah kantong keresek dan sebuah amplop
coklat besar yang dihiasi pita.
“Eh,
ada kucing. Lucu sekali. Rara sayang, kalau kamu lihat kucing manis ini, pasti
kamu merengek minta untuk diijinkan memelihara. “
Lelaki
itu menggendong kucing dan membawa kedalam rumahnya.
“Meooonggg.”
Loh. Loh. Ko kamu
hanya diam mematung, Rara? Eh, kenapa Paapamu hanya mengajak ngobrol aku dan
seperti yang gak melihat kamu, Rara? Ayo masuk sama kita.
“Mpus…
aku kangen sekali sama Papa. Aku seneng dia gendong kamu. Papa masih sangat
ingat kalau aku suka kucing manis sepertimu. Ah, Papa selalu ingat semua hal
tentang aku.”
“Meooooonggg…
Meoooongggg.” Rara
kok kamu menangis? Eh tunggu! Rara kenapa kamu melayang? Kamu.. Kamu..
Lelaki
tua itu berjalan ke sebuah kamar mungil. Lalu duduk di sebuah meja belajar dan
mengambil sebuah frame foto. Foto Rara sedang tersenyum manis sekali. Rambutnya
diikat kuda. Mengeluarkan keresek dan amplop coklat berpita itu.
“Rara
sayang… selamat ulang tahun yang ke 20 ya, Nak. Ini papa belikan ayam goreng
kesukaan kamu. Papa gak beliin cake karena kamu selalu bilang kalau kamu gak
suka makanan manis. Kamu takut gigimu bolong. Kalau kamu ada disini pasti kamu
akan peluk papa. Papa sudah membeli sebuah bangunan. Tidak besar tapi bisa
menampung sekitar 30 orang anak. Persis sepert keinginanmu. Masih terngiang
kamu bilang disaat-saat kritismu: “Rara ingin punya
sekolah buat anak-anak yang gak punya uang.” Rara sayang… semoga kamu
disana sedang tersenyum dan senang bahwa mimpimu sudah terwujud. Maaf baru
sempat mewujudkan mimpimu, Nak. Papa kangen sekali sama Rara.”
“Meoooong…”
Ya Tuhan.
Ternyata… Rara...Kamu sekarang mulai menagis terisak tapi kamu nampak bahagia
sekali. Sini, peluk papamu. Walaupun dia gak tahu, tapi dia pasti akan merasakannya.
“Mpus.
Bilang sama Papa. Terimakasih sudah jadi Papa yang paling membanggakan. Aku
sayang Papa.“
“Meoooooong…
Meooong… Meoooonggg”
***
Cerpen ini terinspirasi dari lagunya David Cook. “always
be my baby”. Apalagi pas part ini: “You always be part of me. I’m part of you
definitely.” Cinta seorang ayah pada putrinya tidak akan pernah hilang walaupun
terpisah ruang dan waktu karena aliran darah mereka terdiri dari bagian yang
sama.
*foto diambil dari sebuah sumber di internet*
~Naya