Pages

Senin, 31 Agustus 2015

Pada suatu malam



Cinta itu rupa-rupa. Dari siapapun pada siapapun. Dan semuanya indah. Tak terkecuali cinta seorang ayah pada putri kesayangannya. “Darling, you always be my baby.” No matter what.

***
 
 
Duh… panasnya hari ini. Sudah sore tapi matahari masih menyengat. Debu dimana-mana. Hoaaaamm. Ngantuk banget nih. Tidur dimana yah? Ah di rumah yang pagarnya warna hijau seperti kemarin aja deh. Enak. Sepi. Biasanya suka ada anak perempuan yang selalu keliatan sedih di rumah itu tapi kemarin aku gak liat dia. Kemana ya?
Nah itu rumahnya. Yess, pagarnya gak dikunci. Wah, terasnya kotor sekali. Gak apa-apa deh. Yang penting aku mau tidur sekarang juga. Ngantuk udah gak kuat.

Tiga jam kemudian.
Hooooaaaaammmm. Aku tidur lama banget nih kayanya. Abis rumah ini sepi banget. Penghuninya lagi pada pergi kali yah.
“Hai, kucing lucu. Akhirnya kamu bangun juga.”
“MEOOONGGG.” Whaaaa. Kaget banget aku. Begitu buka mata, ada anak perempuan berwajah sedih itu lagi ngeliatin aku.
 “Duh, kamu kaget ya. Maaf yah. Cup… cup… Jangan takut yah.”
“Meong. Meeong.” Iya sih, aku kaget. Tapi gak apa-apa ko. Santei.
nunggu Papa pulang aja ya.”         
“Meoongg… Meeeoooong.” Iyah, laper nih. Tapi masih bisa kutahan. Ohh, jadi dia tinggal sama Papa nya.
“Kucing… namamu siapa? Aku panggil Mpus aja, boleh? Aku mau cerita.”
“Meoooong.” Boleh deh. Mpus keren. Walaupun namaku Poopy. Panggilannya Pou. Tapi sudahlah. Aku suka Mpus. Kamu mau cerita apa?
“Mpus… kamu tahu gak Mamaku itu pergi sudah lama sekali. Aku gak tau kemana. Kadang aku kangen mama, tapi kadang engga. Kalau aku kasian liat Papa, aku jadi gak kangen sama Mama. Aku gak ngerti deh sama orang-orang dewasa. Mereka punya banyak masalah. Kalau gitu aku gak mau jadi dewasa ah, Mpus. Gak enak kayaknya.”
“Meoong.. Meoong..” Kok nasib kita sama yah? Aku juga gak tau kemana Mama aku. Papa aku suka pergi-pergi sih, tapi gak lama. Aku masih suka ketemu papa, walaupun aku sudah memutuskan pengen hidup mandiri. Hemm.. teruskan cerita kamu, Anak Kecil Berparas Sedih. Yah, ko dia malah melamun.
“Meoongggg…”
“Hee. Kamu masih mau mendengar cerita aku yah? Papa sibuk di kantor. Malahan kemarin pulang sampai jam dua belas malam. Kasian deh Papa. Tapi Papa masih suka sempetin masuk ke kamar aku kalau pulang. Trus minta maaf kalau papa sibuk. Gini katanya: “Rara sayang, Papa harus kerja keras untuk mewujudkan impian kamu. Doakan papa sehat selalu yah. Pasti papa bisa mewujudkan impian kamu. Sabar ya, Nak. Kamu anak yang baik dan selalu menjadi kebanggaan Papa. Selalu, Rara Sayang.” Gitu katanya, Mpus. Aku suka sedih dengernya. Demi mewujudkan impian aku, Papa rela kerja sampai tengah malam.”
“Meeeooonggg…” Oh nama kamu Rara. Cantik. Secantik orangnya. Kamu beruntung punya Papa yang baik. 
“Mpus, hari ini kamu mau yah temenin aku nungguin sampai Papa pulang. Sekaliiii ini aja. Nanti Papa pasti ngasih kamu makanan. Papa tahu, aku suka sama kucing lucu sepertimu. Dulu, aku hampir diijinkan memelihara kucing. Tapi gak jadi. Papa bilang, kasian kalau aku gak bisa mengurusnya dengan baik. Nanti kucingnya sedih.”
“Meeeoooong.” Iya, kali ini aku temenin kamu nungguin Papamu. Biar kamu gak kesepian. Tapi aku mau jadi kucing yang dipelihara kamu, Rara. Aku tahu kamu orang baik seperti Papamu.Gak mungkin kamu menerlantarkan aku. Andai kamu mengerti bahasa aku. Ah aku loncat-loncat aja mungkin kamu mengerti kalau aku mau.
 “Hihihihi. Kamu kenapa seneng banget, Mpus? Kamu ngajak main aku yah? Ih lucu banget kamu loncat-loncat begitu.”
“Meong.. Meoong..” Bukan ngajak main ih. Aku mau jadi kucing peliharaan kamu. Aku janji aku akan jadi kucing termanis kamu, Rara. Dan kamu gak akan sedih dan kesepian lagi.”

Perlahan terdengar deru mesin mobil.
Itu Papa kamu pulang. Horeeee.Papa kamu gak pulang selarut kemarin.Ayoo cepat bilang sama Papa kamu. Kamu pengen melihara aku, Rara.”
 “Papa! Ternyata papa gak lupa janjinya, Mpus. Papa pulang cepat hari ini. Hari ini hari ulang tahunku, Mpus.”
“Meooong…” Waaaw.. kamu berulang tahun hari ini? Selamat ya, Rara!” Tuh papa kamu dah turun dari mobil. Ayo, peluk cepat. Kamu pasti sudah kangen, kan?

Seorang lelaki tua, berusia 50 tahun-an keluar dari mobil dan memasuki rumah. Wajahnya terlihat lelah dan sedih. Membawa sebuah kantong keresek dan sebuah amplop coklat besar yang dihiasi pita. 
“Eh, ada kucing. Lucu sekali. Rara sayang, kalau kamu lihat kucing manis ini, pasti kamu merengek minta untuk diijinkan memelihara. “ 

Lelaki itu menggendong kucing dan membawa kedalam rumahnya.
“Meooonggg.” Loh. Loh. Ko kamu hanya diam mematung, Rara? Eh, kenapa Paapamu hanya mengajak ngobrol aku dan seperti yang gak melihat kamu, Rara? Ayo masuk sama kita.
“Mpus… aku kangen sekali sama Papa. Aku seneng dia gendong kamu. Papa masih sangat ingat kalau aku suka kucing manis sepertimu. Ah, Papa selalu ingat semua hal tentang aku.”
“Meooooonggg… Meoooongggg.” Rara kok kamu menangis? Eh tunggu! Rara kenapa kamu melayang? Kamu.. Kamu..

Lelaki tua itu berjalan ke sebuah kamar mungil. Lalu duduk di sebuah meja belajar dan mengambil sebuah frame foto. Foto Rara sedang tersenyum manis sekali. Rambutnya diikat kuda. Mengeluarkan keresek dan amplop coklat berpita itu.
“Rara sayang… selamat ulang tahun yang ke 20 ya, Nak. Ini papa belikan ayam goreng kesukaan kamu. Papa gak beliin cake karena kamu selalu bilang kalau kamu gak suka makanan manis. Kamu takut gigimu bolong. Kalau kamu ada disini pasti kamu akan peluk papa. Papa sudah membeli sebuah bangunan. Tidak besar tapi bisa menampung sekitar 30 orang anak. Persis sepert keinginanmu. Masih terngiang kamu bilang disaat-saat kritismu: “Rara ingin punya sekolah buat anak-anak yang gak punya uang.” Rara sayang… semoga kamu disana sedang tersenyum dan senang bahwa mimpimu sudah terwujud. Maaf baru sempat mewujudkan mimpimu, Nak. Papa kangen sekali sama Rara.”
“Meoooong…” Ya Tuhan. Ternyata… Rara...Kamu sekarang mulai menagis terisak tapi kamu nampak bahagia sekali. Sini, peluk papamu. Walaupun dia gak tahu, tapi dia pasti akan merasakannya.
“Mpus. Bilang sama Papa. Terimakasih sudah jadi Papa yang paling membanggakan. Aku sayang Papa.“
“Meoooooong… Meooong… Meoooonggg”  
***

Cerpen ini terinspirasi dari lagunya David Cook. “always be my baby”. Apalagi pas part ini: “You always be part of me. I’m part of you definitely.” Cinta seorang ayah pada putrinya tidak akan pernah hilang walaupun terpisah ruang dan waktu karena aliran darah mereka terdiri dari bagian yang sama.

*foto diambil dari sebuah sumber di internet*



 ~Naya

0 komentar:

Posting Komentar