Pages

Rabu, 08 April 2015

A Warm Bookshop on Pangandaran Beach's corner

Do all things with love, passion and dedication ~Patrick Driessen


Menemukan sebuah toko buku di tepi pantai Pangandaran? Jangan berpikir itu sebuah toko buku seperti yang ada di Mall ataupun pusat kota ya. Di dalamnya ada sedikit debu disana-sini namun entah kenapa aura pesonanya buat saya sangat terasa.
A year ago, I saw it. But unfortunately it was closed. One day, I must go there, I thought. And yesterday I did!
Saya di depan book shop

Seorang lelaki paruh baya berkulit legam tengah mendekati toko buku itu. Saya tahu dia pemiliknya. Saat itu saya dalam perjalanan kembali ke hotel setelah membeli beberapa oleh-oleh. Lalu saya berteriak: “Buka ya, Pa? Asyiiik. Beliau menjawab: “Iya, sebentar lagi.”
Beberapa menit kemudian, saya sudah berada di depan toko itu. Jarak hotel tempat saya menginap dengan toko sekitar 100 meter. Perasaan hangat melingkupi hati saya. Sesuatu yang kamu sukai, kamu temukan di tempat yang tidak disangka-sangka. Apa yang lebih menyenangkan dari hal itu?

Saya langsung masuk ke dalam. Bapak itu masih duduk di luar. Membereskan beberapa kertas. Dia bertanya: “Suka buku apa?”  lalu melanjutkan lagi, “Mau Bahasa apa?” Saya jawab, buku yang menarik saya. Bahasa? Hemmm.. I think Spanish so sexy or France. Eh tapi ribet gak yah baca buku dengan bahasa yang sangat sangat asing?
Oopps. Saya menemukan buku Maya Angelou in Spanish. Huhuhu. Ingin sekali. Tapi realistis. Saya gak bisa bahasa Spanyol. Hahaha.
so sexy, aren't they?

Saya kembali ke deretan buku Berbahasa Inggris. Menelusuri rak demi rak. Buku-buku bekas cetakan tahun lama banyak disana. Kebanyakan novel. Namun ada buku non-fiksi juga. Ternyata bukunya dirapikan beradasarkan abjad nama penulis. Keren. Saya pun langsung berpikir bahwa si Bapak Pemilik Toko adalah sesorang yang berdedikasi, seseorang yang merawat toko buku dengan hati. Seperti seseorang yang merawat sesuatu yang sangat dia cintai.

Obrolan ringan mengalir sambil mata saya tak bisa lepas dari deretan judul-judul buku. Penuh konsentrasi dan intuisi. Buku apa yang kira-kira dapat memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan bagi saya saat ini.

Tada. 2 buku saya pilih. Saya pun keluar. Duduk di meja depan si Bapak. Saya lihat mejanya. Waw. Penuh dengan kartu pos! Kartu-kartu pos lamaaa kiriman dari tamu-tamu yang datang ke Pangandaran yang pernah dia pandu.Ternyata si Bapak itu seorang guide. Awal kecintaan mengumpulkan buku-buku itu justru dari bertukar buku dengan tamu-tamu asingnya. Seru.

postcards on his table

Kami mengobrol dengan sangat seru. We also spoke in English for some words. I like that man. Banyak quote-qute bijak yang muncul dari pembicaraannya. Tanpa dibuat-buat dan mengalir lancar. Kebijakan yang berasal dari pengalaman hidupnya berinteraksi dengan berbagai manusia dari belahan dunia. He does it. Open his mind, just like a parachute. Your mind will be useful when you open it. Mau tahu banyak tentang  beliau? Beliau punya blog loh. Cek disini

Mr. Lovely and me

Kata-katanya yang saya ingat dan rada-rada bikin saya jedar-jeder:
~ Saya gak bisa aja kalau mau berkomitmen sama mereka (foreign girls), beda filosofi hidup. (ini ketika saya iseng-iseng bertanya apakah si Bapak pernah kepikiran untuk memacari gadis bule. Hehehe.)
~ I said like but never said love.
~ Banyak hal yang gak selalu harus kita kuasai, miliki sepenuhnya.
~ Saya lupa teman-teman saya yang pernah saya guiding, tapi ketika saya melihat kartu pos dan namanya disana, memori saya merangkum semuanya. (see? How words work. Merekam memori)
~ Saya suka buku. Kecintaan saya pada buku dan kata-kata didalamnya membuat saya mempertahankan toko ini.
~ Menulis bisa membagi pikiran kita. Keep writing!

Ah, nice to meet you, Mr. Lovely. I learned a lot from you about loving what you do. It was such a great time to chit chat with you. And thank you for your souvenirs. He gave me two of old postcards. Yang satu yang dia jual. Kartu pos with batik in it. Limited edition. Yang satu postcard dari temennya. Postcard dari Belanda tahun 1994.  He said: It means to me, but if you want it, I’ll give it to you. How nice.
Thankssssss.

notes: IDR 110.000 two impor books. "Eat, Pray Love" by Elizabeth Gilbert and "The Summer Without Men" by Siri Hustvedt. I bought without bargaining. I paid for his dedication.

postcards from him




~Naya 

0 komentar:

Posting Komentar