“Melupakan suatu hal bukan berarti tidak menganggap penting. Namun melupakan berarti menghargai dan bersiap menyambut hal baru yang ada di depan.” ~Naya
Lagi
iseng-iseng buka Tumblr tiba-tiba ada yang bikin saya tertegun cukup lama.
Begini katanya:
“People always talk about how hard it can
be to remember things where they left their keys, or the name of an acquaintance.
But no one ever talks about how much effort we put into forgetting. I am exhausted
from the effort to forget... There are things that have to be forgotten if you
want to go on living”
~Stephen Carpenter, Killer (via larmoyante), from rasputinmaxim
Liat deh kalimat terakhir. Mungkin sebagian setuju dan
sebagian tidak. Bagi saya pribadi, melupakan adalah sesuatu yang teramat mudah.
Kadang saya berpikir, apakah ini sisi ‘childish’ saya? Bukankah anak-anak
begitu? Mereka sedang bermain bersama, berantem, menangis. Namun dalam hitungan
menit mereka bisa tertawa-tawa kembali. Forget easily. I do.
Namun saya pun mengingat kenangan. Menyimpannya dengan baik
dalam bentuk tulisan. Suatu hari nanti, saya buka kembali. Bukan untuk
mengingat-ingat pasal kejadiannya. Namun untuk tertawa kembali dan menyadari
bahwa saya pernah melalui banyak hal.
Akan ada satu
hal yang ingin sekali saya ajarkan pada anak-anak saya kelak; “Melupakan suatu
hal bukan berarti tidak menganggap penting. Namun melupakan berarti menghargai
dan bersiap menyambut hal baru yang ada di depan.”
Kita berjalan
maju. Tak pernah ada yang berhasil berjalan mundur untuk sampai ke tujuan.
Push the button. We can choose. Don't say we can not. It's not about 'can or can not' but 'want or don't want. Agree?
~Naya
0 komentar:
Posting Komentar