Dear Sinta,
I’m one of
your “Berteman Dengan Kematian” readers. Perkenalkan, panggil aja aku Wulan.
Dua hari yang lalu aku baca novel kamu dan hanya “melumat” nya 4 jam saja.
Bahasa yang kamu pakai sederhana dan mengalir. Seperti membaca buku diary milik
teman lama. Oya, aku juga sangat suka puisi-pusi Si Hidup.
Ah, kenapa ya
aku tiba-tiba ingin menulis email ini padamu? Sesungguhnya, aku ingin
berterima-kasih padamu yang telah sudi berbagi kisah hidupmu. Banyak sekali
yang bisa aku ambil dan jadikan pelajaran-pelajaran, Sinta. Hidup kamu yang
keras dan sering dikecewakan orang-orang terdekat justru membentuk kamu yang
punya pandangan bahwa hanya kamu-lah yang dapat menghidupkan dan mengendalikan
hidup kamu sendiri. Bukan orang lain. Karena itulah sekarang aku punya cara
pandang baru lagi dalam memandang hidup dan kehidupan ini. Terima kasih ya,
Sinta.
Setelah baca
buku kamu aku langsung googling tentang kamu, aku juga baca komentar-komentar
orang terhadap novel Berteman dengan Kematian di Goodreads. Memang betul kan,
kisah kamu menginspirasi banyak orang. Aku pun menonton youtube kamu saat
didatangin sama Andi F. Noya dan aku ikut
menangis bahagia bersama kamu saat menontonnya. Oya, aku pernah baca
tentang kamu di Koran PR beberapa bulan yang lalu kalo gak salah.
Hal yang
membuat aku sangat terenyuh adalah saat kamu membelikan kalung buat ibu kamu,
Sinta. Itu lumayan membuat aku tertegun cukup lama dan bertanya sama diri
sendiri, “ apa yang sudah aku berikan pada wanita yang sangat aku sayangi dan
hormati?” aku baca, betapa kamu kecewa dengan beberapa hal yang sudah dilakukan
ibu kamu, tapi kamu tetap menghargai dan bahkan ingin membahagiakan dengan
memberikannya sesuatu di tengan keterbatasan kamu saat itu. Lagi, aku menangis.
Satu hal yang
sangat membuat aku kagum dengan ketegaran kamu adalah kamu merahasiahkan
penyakitmu dari keluargamu. Mencoba menghadapinya sendiri. Bolak-balik berobat
menyelusuri lorong-lorong rumah sakit hanya seorang diri. Mungkin, aku tak bisa
sekuat itu, Sinta. But, You are! You are so tough.
Sekarang
gimana keadaan kamu, Sinta? Semoga “pil-pil” bahagia itu selalu dapat membuat
si serigala tertidur. Dan kamu bisa tetap melakukan ribuan hal menyenangkan.
Well, Sinta.
Aku rasa sekian dulu ya email aku. Sekali lagi, terimakasih. Mungkin kamu gak
sadar bahwa Novel kamu sungguh sudah memberikan banyak kebaikan untuk aku,
salah satunya untuk tetap semangat menjalani hari-hari. Selalu tersenyum dan
bahagia.
Semoga kamu
berkenan balas email aku, aku pasti akan senang sekali bisa dapet balasan email
dari penulis favorit aku. Hehehe.
Love,
Wulan
NB: Btw, aku
tuh se-angkatan sama kamu di STBA Yapari ABA. Hehehe. Aku anak kelas B yang gak
berorganisasi dan gak pandai bergaul jadi kamu pasti gak kenal aku. NIM aku:
03. 111. 104. *rada ga penting bgt info ini. Hahahahaaa.
0 komentar:
Posting Komentar