Pages

Rabu, 18 Maret 2015

Yuk lacak passion dan potensimu!



Salah satu kemungkinan seseorang sering mengeluh pada saat bekerja adalah dia tidak mencintai pekerjaannya  ~Naya


Hai.. Hai..                                          
Seneng banget IHB ngadain lomba nulis dengan tema ini: Inspirasi Profesi. Dari temanya aja ‘inspirasi’, berarti isinya harus punya sesuatu yang bisa direnungkan, ya kaaan? *tsaaaah.  

Teman-teman, apakah kamu pernah dengar kalimat ini: “Ih.. si A mah gak kompeten banget sih. Kerja gak bener”, atau hal-hal serupa tentang ‘tidak kompeten’ ini? Sebagai seseorang yang rada peka sama pemilihan kata-kata, langsung terbersit di benak saya: apa sih kompeten itu? Lalu kenapa disebut tidak kompeten? Nah, ini dia yang mau saya obrolin disini. Simak yuk.

Buku “My dream career”karya Endra K. Prihadhi ada di tangan saya sekarang. Buku ini pula yang menginspirasi saya menulis tentang kompetensi ini. Ternyata, penting banget untuk melakukan sesuatu (bekerja) yang ‘kita’ banget. Kenapa? Karena ini berhubungan dengan passion dan potensi diri.

Passion? Yup, barangkali kita banyak melakukan hal yang kita suka, tapi belumlah tentu hal yang banyak itu membuat kita ingin teruuuus melakukannya. Passion itu sesuatu yang memanggil-manggil kita dengan cara yang kadang gak kita ngerti. Karena itulah passion biasa disebut juga panggilan jiwa. Dan biasanya passion itu adalah sesuatu hal yang sudah sedari kecil kita senang melakukannya. 

Nah bagaimana tentang potensi diri? Potensi diri itu biasanya masih berupa harta karun. Sesuatu yang kadang gak kita sadar kalau kita memilikinya.
Potensi diri yang dimaksud di sini adalah suatu kekuatan yang masih terpendam, yang berupa fisik, karakter, kepribadian, sikap, minat, bakat, kecerdasan, kemampuan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri, tetapi belum dimanfaatkan dan diolah. Meskipun sudah diolah, hanya saja belum maksimal. (My dream career, halaman. 27).

Then what next, teman-temaaan..
 Mari kita kenali diri kita lebiiiih dalam lagi. Ada beberapa cara menemukan passion dan potensi diri. Salah satunya dengan melakukan tes minat dan bakat. Tes ini banyak sekali di internet yang dengan mudah bisa kita akses. Kenapa saya menyarankan ini? Karena terkadang kita sendiri gak tau pasti loh mau dan kesukaan kita apa. Kita butuh seseorang yang bisa menilai secara objektif tentang diri kita. Melakukan tes kepribadian salah satunya. Selama dikerjakan dengan jujur apa adanya, pasti kita mendapatkan hasil mendekati 100% benar tentang passion dan potensi diri kita.

Kita semua memang dilahirkan ke dunia dengan potensi masing-masing
Setelah kita menemukan apa sih passion dan potensi yang kita miliki, kita bisa fokus disitu. Pasti hasilnya akan berkali-kali lipat memuaskan. Bahkan beberapa konselor kepribadian sangat setuju bahwa menentukan pekerjaan itu sebaiknya harus sesuai dengan sifat alami yang kita miliki. 

Tes kepribadian pada akhirnya bukan hanya memprediksi seberapa baik nantinya kita akan melakukan pekerjaan, namun budaya kerja yang akan kita jalani pun apakah cocok dengan kepribadian kita. Budaya kerja bisa dikatakan lingkungan kerja yang melingkupi baik itu tempat maupun orang-orang di sekitar kita.

Menurut saya tidak ada profesi yang lebih hebat dari satu profesi lainnya. Selama profesi itu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tanggung jawab penuh, pasti bisa menginspirasi siapapun. Semua profesi mempunyai tingkat kesulitannya masing-masing. Dunia ini butuh keunikan dan perbedaan, bukan? Bisa dibayangkan gak kalau di dunia hanya ada beberapa jenis profesi?  

Tentang profesi saya berdasarkan tes kepribadian

Ini hasil tes kepribadian saya

Hemmm... it’s true! Semuanya saya banget. Mari kita analisa sedikit hasil tes kepribadian tentang karir saya ini.

Pengajar. Tapi ada yang mengganjal sedikit nih. Penulis kok gak ada ya? (soalnya dari hasil tes kepribadian yang lain pun mengatakan penulis juga pekerjaan yang sangat cocok dengan kepribadian saya). Boleh gak saya sedikit maksa bahwa penulis itu bisa dikatakan ‘pengajar’? Kenapa? Karena pengajar dan penulis itu sama-sama harus punya materi yang disampaikan. Sama-sama harus pandai menjelaskan. Penjelasannya pun harus mudah dipahami.  Lalu, pada akhirnya berbagi ilmu dari apa yang dia tau. Misalnya nih, penulis buku panduan, berarti dia ingin memandu dan mengajarkan cara-cara melakukan sesuatu, bukan? Sama kan yah dengan pengajar. Sepakat gak menurutmu? Oiya, Alhamdulillah, sebentar lagi ada satu karya saya yang nongol nih di buku kumpulan puisi. Dan saya masih aktif mengajar private Bahasa Inggris.  

Psikolog/ konselor; jangan ditanya berapa banyak teman yang menjadikan saya tempat curhat. Bercerita tentang keluh kesahnya, masalahnya dan ketakutan-ketakutannya (makasih atas kepercayaannya ya siapapun yang udah sering curhat ke saya. Ailapyu.) Oiya, saya itu dulu mahasiswa bahasa inggris tapi ngambil skripsi yang tentang psikologi yaitu motivasi (tapi diaplikasikan ke Bahasa Inggris dan pariwisata sesuai jurusan saya). Dan sekarang saya lagi (berusaha) menyusun buku dengan genre psikologi populer. Doakan ya.

Next, dokter. Errrr.. saya gak kuat lihat darah. Abaikan. Mungkin dokter jiwa? Boleh itu. Saya suka menganalisis tentang jiwa. Hehehe. Maksa.
Pekerja sosial/ Child Care, nah ini dia. Ada beberapa kegiatan sosial yang pernah saya ikuti dan saya suka melakukannya. Dan itu berhubungan dengan anak-anak. Match!
Fotografer? saya pernah diminta memotret kue dagangan saudara saya, karena katanya hasil motret saya bagus. Seneng. Hehehe. Laluuu saya ingat dulu waktu SD saya sempet ikut eksul fotografi. Cieh gaya kaaan. Anak SD motret :D

Seniman/ designer? Mungkin tepatnya interior design. Saya suka dandanin rumah. Sempat juga memenangkan lomba motret ruang kerja di rumah. Nih ceritanya bisa di cek di menang-giveaway-dari-stiletto-book.
See? Bagaimana tes kepribadian itu bisa membantu kita mengetahui apa passion dan potensi diri. Jangan suruh saya mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan angka secara mendetail atau rumus-rumus. Bisa kacau dan saya akan depresi perlahan. Hahahaha.

Kalau pekerjaan saya yang dahulu, bekerja di bidang pelayanan (customer service dan guest service agent) itu mungkin bisa dikatakan pekerja sosial. Karena harus total dan tulus melayani pelanggan. Siap dimarahin. Sabar denger keluh kesah. Pantesan saya suka banget pekerjaan itu. Hehehe. Ah jadi kangen dimarah-marahin konsumen #loh?

Kesimpulannya?
Sekarang, saya akan menjawab pertanyaan pembuka di atas, apa sih kompeten/kompetensi itu? Kompetensi itu adalah passion plus potensi diri :) Jadi, seseorang yang sangat kompeten di bidangnya, pastilah seseorang yang memiliki passion dan potensi di saat yang bersamaan. Orang yang di cap gak kompeten mungkin saja dia tidak terlalu menyukai pekerjaannya ditambah dia kurang punya potensi dalam bidang tersebut.   

Sekaranglah, gali dan gali lagi diri kita. Cari tau lagi. Identifikasi lagi tentang profesi yang tengah kita geluti sekarang. Atau mungkin kita bisa membantu anak, teman, saudara atau siapapun yang masih bertanya-tanya mau jadi apa nanti.   

Nah bagaimana? Sudahkah kerja di tempat yang ‘aku’ banget? Selamat kalau sudah ya, pasti kalian termasuk orang yang selalu riang gembira saat bekerja. Atau malah kamu belum sadar bahwa ada harta karun potensi di dalam diri kamu yang belum ditemukan? Ataaaau kamu masih sering mengeluh di tempat kerja? Mungkin lingkungan dan orang-orang kurang cocok dengan kepribadian kamu. Hemmm..

Baiklah, saya harus akhiri sekarang sebelum postingan saya menjelma jadi novel. Wkwkwk. Semoga setelah baca ini, ada satu atau dua kalimat yang bisa kamu ingat terus ya. Dan tulisan ini diikutsertakan dalam blog post challenge. Berharap menang? Tentu saja. Tapi saya lebih berharap tulisan ini dapat menginspirasi siapapun (termasuk juri. Hahaha. Teteeuup. Habis hadiahnya kece sih :D)


Yuk lacak passion dan potensi diri kita yuuuuk..




~Naya

0 komentar:

Posting Komentar