Salah
satu kemungkinan seseorang sering mengeluh pada saat bekerja adalah dia tidak mencintai
pekerjaannya ~Naya
Hai.. Hai..
Seneng
banget IHB ngadain lomba nulis dengan tema ini: Inspirasi Profesi. Dari temanya
aja ‘inspirasi’, berarti isinya harus punya sesuatu yang bisa direnungkan, ya
kaaan? *tsaaaah.
Teman-teman,
apakah kamu pernah dengar kalimat ini: “Ih..
si A mah gak kompeten banget sih. Kerja gak bener”, atau hal-hal serupa
tentang ‘tidak kompeten’ ini? Sebagai seseorang yang rada peka sama pemilihan
kata-kata, langsung terbersit di benak saya: apa sih kompeten itu? Lalu
kenapa disebut tidak kompeten? Nah, ini dia yang mau saya obrolin disini.
Simak yuk.
Buku
“My dream career”karya Endra K. Prihadhi ada di tangan saya sekarang. Buku ini
pula yang menginspirasi saya menulis tentang kompetensi ini. Ternyata, penting
banget untuk melakukan sesuatu (bekerja) yang ‘kita’ banget. Kenapa? Karena ini
berhubungan dengan passion dan potensi diri.
Passion?
Yup, barangkali kita banyak melakukan hal yang kita suka, tapi belumlah tentu
hal yang banyak itu membuat kita ingin teruuuus melakukannya. Passion itu sesuatu
yang memanggil-manggil kita dengan cara yang kadang gak kita ngerti. Karena
itulah passion biasa disebut juga panggilan jiwa. Dan biasanya passion itu
adalah sesuatu hal yang sudah sedari kecil kita senang melakukannya.
Nah
bagaimana tentang potensi diri? Potensi diri itu biasanya masih berupa harta
karun. Sesuatu yang kadang gak kita sadar kalau kita memilikinya.
Potensi diri yang
dimaksud di sini adalah suatu kekuatan yang masih terpendam, yang berupa fisik,
karakter, kepribadian, sikap, minat, bakat, kecerdasan, kemampuan, dan
nilai-nilai yang terkandung dalam diri, tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.
Meskipun sudah diolah, hanya saja belum maksimal. (My dream career, halaman.
27).
Then
what next, teman-temaaan..
Mari
kita kenali diri kita lebiiiih dalam lagi. Ada beberapa cara menemukan passion
dan potensi diri. Salah satunya dengan melakukan tes minat dan bakat. Tes ini
banyak sekali di internet yang dengan mudah bisa kita akses. Kenapa saya
menyarankan ini? Karena terkadang kita sendiri gak tau pasti loh mau dan
kesukaan kita apa. Kita butuh seseorang yang bisa menilai secara objektif
tentang diri kita. Melakukan tes kepribadian salah satunya. Selama dikerjakan
dengan jujur apa adanya, pasti kita mendapatkan hasil mendekati 100% benar
tentang passion dan potensi diri kita.
Kita semua memang
dilahirkan ke dunia dengan potensi masing-masing
Setelah
kita menemukan apa sih passion dan potensi yang kita miliki, kita bisa fokus
disitu. Pasti hasilnya akan berkali-kali lipat memuaskan. Bahkan beberapa
konselor kepribadian sangat setuju bahwa menentukan pekerjaan itu sebaiknya
harus sesuai dengan sifat alami yang kita miliki.
Tes
kepribadian pada akhirnya bukan hanya memprediksi seberapa baik nantinya kita
akan melakukan pekerjaan, namun budaya kerja yang akan kita jalani pun apakah
cocok dengan kepribadian kita. Budaya kerja bisa dikatakan lingkungan kerja
yang melingkupi baik itu tempat maupun orang-orang di sekitar kita.
Menurut
saya tidak ada profesi yang lebih hebat dari satu profesi lainnya. Selama
profesi itu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tanggung jawab penuh, pasti
bisa menginspirasi siapapun. Semua profesi mempunyai tingkat kesulitannya
masing-masing. Dunia ini butuh keunikan dan perbedaan, bukan? Bisa dibayangkan
gak kalau di dunia hanya ada beberapa jenis profesi?
Tentang profesi saya berdasarkan tes
kepribadian
Ini hasil tes kepribadian saya |
Hemmm... it’s true! Semuanya saya banget. Mari kita analisa sedikit
hasil tes kepribadian tentang karir saya ini.
Pengajar. Tapi ada yang mengganjal sedikit nih. Penulis kok gak
ada ya? (soalnya dari hasil tes kepribadian yang lain pun mengatakan penulis
juga pekerjaan yang sangat cocok dengan kepribadian saya). Boleh gak saya
sedikit maksa bahwa penulis itu bisa dikatakan ‘pengajar’? Kenapa? Karena
pengajar dan penulis itu sama-sama harus punya materi yang disampaikan.
Sama-sama harus pandai menjelaskan. Penjelasannya pun harus mudah dipahami. Lalu, pada akhirnya berbagi ilmu dari apa yang
dia tau. Misalnya nih, penulis buku panduan, berarti dia ingin memandu dan
mengajarkan cara-cara melakukan sesuatu, bukan? Sama kan yah dengan pengajar. Sepakat
gak menurutmu? Oiya, Alhamdulillah, sebentar lagi ada satu karya saya yang
nongol nih di buku kumpulan puisi. Dan saya masih aktif mengajar private Bahasa
Inggris.
Psikolog/ konselor; jangan ditanya berapa banyak teman yang
menjadikan saya tempat curhat. Bercerita tentang keluh kesahnya, masalahnya dan
ketakutan-ketakutannya (makasih atas kepercayaannya ya siapapun yang udah
sering curhat ke saya. Ailapyu.) Oiya, saya itu dulu mahasiswa bahasa inggris
tapi ngambil skripsi yang tentang psikologi yaitu motivasi (tapi diaplikasikan
ke Bahasa Inggris dan pariwisata sesuai jurusan saya). Dan sekarang saya lagi
(berusaha) menyusun buku dengan genre psikologi populer. Doakan ya.
Next, dokter. Errrr.. saya gak kuat lihat darah. Abaikan. Mungkin
dokter jiwa? Boleh itu. Saya suka menganalisis tentang jiwa. Hehehe. Maksa.
Pekerja sosial/ Child Care, nah ini dia. Ada beberapa kegiatan
sosial yang pernah saya ikuti dan saya suka melakukannya. Dan itu berhubungan
dengan anak-anak. Match!
Fotografer? saya pernah diminta memotret kue dagangan saudara
saya, karena katanya hasil motret saya bagus. Seneng. Hehehe. Laluuu saya ingat
dulu waktu SD saya sempet ikut eksul fotografi. Cieh gaya kaaan. Anak SD motret
:D
Seniman/ designer? Mungkin tepatnya interior design. Saya suka dandanin
rumah. Sempat juga memenangkan lomba motret ruang kerja di rumah. Nih ceritanya
bisa di cek di menang-giveaway-dari-stiletto-book.
See? Bagaimana tes kepribadian itu bisa membantu kita mengetahui
apa passion dan potensi diri. Jangan suruh saya mengerjakan sesuatu yang
berhubungan dengan angka secara mendetail atau rumus-rumus. Bisa kacau dan saya
akan depresi perlahan. Hahahaha.
Kalau pekerjaan saya yang dahulu, bekerja di bidang pelayanan (customer service dan guest service agent) itu mungkin bisa dikatakan pekerja sosial. Karena harus total dan tulus melayani pelanggan. Siap dimarahin. Sabar denger keluh kesah. Pantesan saya suka banget pekerjaan itu. Hehehe. Ah jadi kangen dimarah-marahin konsumen #loh?
Kalau pekerjaan saya yang dahulu, bekerja di bidang pelayanan (customer service dan guest service agent) itu mungkin bisa dikatakan pekerja sosial. Karena harus total dan tulus melayani pelanggan. Siap dimarahin. Sabar denger keluh kesah. Pantesan saya suka banget pekerjaan itu. Hehehe. Ah jadi kangen dimarah-marahin konsumen #loh?
Kesimpulannya?
Sekarang,
saya akan menjawab pertanyaan pembuka di atas, apa sih kompeten/kompetensi itu?
Kompetensi itu adalah passion plus potensi diri :) Jadi, seseorang
yang sangat kompeten di bidangnya, pastilah seseorang yang memiliki passion dan
potensi di saat yang bersamaan. Orang yang di cap gak kompeten mungkin saja dia
tidak terlalu menyukai pekerjaannya ditambah dia kurang punya potensi dalam
bidang tersebut.
Sekaranglah, gali dan gali lagi diri kita.
Cari tau lagi. Identifikasi lagi tentang profesi yang tengah kita geluti
sekarang. Atau mungkin kita bisa membantu anak, teman, saudara atau siapapun
yang masih bertanya-tanya mau jadi apa nanti.
Nah
bagaimana? Sudahkah kerja di tempat yang ‘aku’ banget? Selamat kalau sudah ya,
pasti kalian termasuk orang yang selalu riang gembira saat bekerja. Atau malah kamu
belum sadar bahwa ada harta karun potensi di dalam diri kamu yang belum ditemukan?
Ataaaau kamu masih sering mengeluh di tempat kerja? Mungkin lingkungan dan
orang-orang kurang cocok dengan kepribadian kamu. Hemmm..
Baiklah,
saya harus akhiri sekarang sebelum postingan saya menjelma jadi novel. Wkwkwk.
Semoga setelah baca ini, ada satu atau dua kalimat yang bisa kamu ingat terus
ya. Dan tulisan ini diikutsertakan dalam blog post challenge. Berharap menang? Tentu saja. Tapi saya lebih berharap tulisan ini dapat
menginspirasi siapapun (termasuk juri. Hahaha. Teteeuup. Habis hadiahnya kece
sih :D)
Yuk
lacak passion dan potensi diri kita yuuuuk..
~Naya
0 komentar:
Posting Komentar