Pages

Minggu, 22 Desember 2013

Bogor, aku dan si sobat (part 1)


Friendship isn't about whom you have known the longest... It's about who came, and never left your side... 

- Unknown-


Gada angin gada ujan, sabtu tgl 21 des 2013, ada yg whatsapp. Nanyain kabar. ihh. Kemana aja. Ihhh Tuhghe! a friend of mine. Sahabat di kala masa kuliah dahulu.  Udah setaunan gada kabar berita. Sibuk sama kesibukan masing2. Tiba-tiba nongol nih anak. Alam seolah tau banget nih lagi butuh seseorang. Ngobrol haha-hihi di whatsapp. Tiba-tiba: BOGOR! BESOK! Haaahhh?!
*ih jangan aneh kali, orang INFJ itu gak aneh sama yg spontan2* wkwkwk.
Dan inilah cerita perjalanan Minggu, 23 Desember 2013.

Jam 07.00 si doi baru dateng. Cengengesan. Maklum telat setengah jam dari waktu yang disepakati. Okelah yah. Langsung melesat ke dalam Terminal Leuwipanjang. Dan Bus MGI jurusan Bandung-Bogor udah nongkrong. Waww banget. Biasanya untuk naek ke bis MGI ini harus melalui penantian panjang. Pas naek. Pas bis langsung melaju aja. Biasanya lagi, harus melalui proses menuhin alias ngetem. Love it!

Cerita berlanjut ke dalam bis. Jreng. Jreng. Gak kuat. Mengalirlah cerita demi cerita diiringi ketawa-ketawi. Dari mulei cerita soal kerjaan, konflik ini-itu. Daaan sebagainya. Tapi itu baru seperempat dari kejadian setaun loh. Hahahah. Diselingi dengan Tughe nelepon emaknya yg lagi di bali: Yg ternyata baru bilang pas di bis mau ke Bogor. Maklum, Ibu. Serba dadakan sih,. Suer *modus* Padahal biar ga mungkin dilarang aja, lah uda di bis ini. Iiih ampun tuh anak. wkwkwkwk.

Akhirnya nyampe di Terminal Baranangsiang sekitar jam 09.30. Disambut gerimis.
Hello, Bogor.. dua manusia ini perlu tempat curhat. Numpang curhat yaaaaa.

Melesat lah ke daerah... Emmm.. apa yah intinya nyari Soto Mie khas Bogor deh.. Dari terminal naek angkot 06 trus 02. Hujan makin deres. Eh Tughe lupa-lupa ingat *ide dia ke tempat situ* halaaaah. Jalan menyulusuri trotoar, nyari Soto Pak Yunus. Gak ketemu. Ya udah, ada tempat makan soto yg lumayan rame dan bersih. Yuk ah makan. Cocoooook banget cuacanya, kuah soto nya, curhat-curhatnya *gak beres2 nih curhat*







Kamis, 19 Desember 2013

I'll try


20 Desember 2013
14: 02

 Lagi merasa seperti cerita "si punggung" di Novel Rectoverso.
Salut bisa punya perasaan seperti itu.
Diam gak pernah mengungkapkan.
Mustahil banget sepertinya buat aku.
But, I'll try.

"Aku menghela nafas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa." -hanya isyarat, Rectoverso-

Jatuh cinta berkali-kali dan berarti (harus) patah hari berkali-kali pula.
Sulit untuk tidak mengharapkan apapun ketika mencinta.
Sangat sulit, sungguh.
But. I'll try.











Rabu, 04 Desember 2013

Star is still there.

Dear Sky, 
Percakapan kita sore itu:
.....
Aku: "Trus kamu beli apa buat kamu sendiri?"
Dia: "Gak beli apa-apa. Yang penting mereka. Aku gak usah."
.....

Mungkin buat kamu, itu percakapan ringan. Sangat ringan malah. Tapi enggak buat aku. Saat itu ada kesedihan yg aku rasain namun entah apa. Sungguh jangankan kamu, aku saja saat itu tak bisa mengerti. Telepon terputus dengan sendirinya karena sinyal. Kamu menelepon aku berkali-kali, 5 missed call. Tidak aku angkat. Maaf ya karena aku yakin kamu bingung, sama bingungnya seperti aku. Dalam hitungan detik aku bisa berubah drastis. 

Dan setelah 42 jam berlalu, aku pun baru menemukan jawabannya. Kamu mau tau? Sila, aku akan menjelaskan sedikit.

Ga ada hal yang paling memilukan selain aku gak bisa berbuat apa-apa saat aku mendengar sesuatu hal yg membuat kecewa, marah atau khawatir. Kamu sangat tau hal itu, kan?
Percakapan ringan kita, tepatnya jawaban kamu itu memberikan stimulus pada diri aku bahwa kamu, kadang (mungkin) tidak memikirkan diri kamu sendiri. Apa yang kamu mau.  Mungkin selama ini kamu bekerja terlalu keras tanpa memikirkan kesehatan dan waktu istirahat kamu sendiri. Selama ini, mungkin kamu gak pernah terpikirkan bahwa itu penting buat kamu. Kamu lupa ya. Ada aku, yang selalu mengkhawatirkan kamu. Disini. Mungkin aku gak selalu terlihat, tapi aku yakin kamu rasa itu.

Dan sangat sedih saat tahu kamu sakit disana, aku disini dengan jauhnya jarak ratusan kilometer gak bisa berbuat apa-apa. Itu yang membuat aku sedemikian sedihnya sore itu.

Kamu mungkin masih ingat bagaimana cerewetnya aku ketika menjelaskan mengenai waktu bekerja dan proses berpikir kamu yang berubah sekarang tapi kamu gak mengubah pola makan dan olahraga kamu. Padahal itu sangat penting. Sekarang kamu lebih banyak mengeluarkan energi. Pekerjaan-pekerjaan baru, tanggungjawab yang lebih serta tekanan-tekanan baru.

Kamu pun pernah bertanya, kan. Aku harus ngelakuin apa untuk berterimaksih sama kamu untuk sesuatu hal yg aku lupa apa. Dan aku gak minta banyak. Aku hanya ingin kamu gak telat makan dan jaga kesehatan kamu. Kalau kamu pikir, itu gak penting buat kamu. Seengganya lakuin itu untuk aku. Aku gak akan minta banyak hal. Aku cuma pengen kamu selalu baik-baik disana. Apa itu berlebihan, sayang?

Kamu harus tahu, masih ada aku disini. Aku yang sangat peduli sama keadaan kamu, kesehatan kamu. Yang walaupun tidak selalu terlihat, tapi ada. Kamu janji ya untuk lebih memikirkan diri kamu. Promise?

Jadi ingat konsep bintang yang aku jelaskan tadi pagi, kan? Sekarang ada korelasinya ternyata kenapa tadi pagi tiba-tiba aku berpikir tentang keberadaan bintang.


A star. Maybe you can't always see a star. Sometimes it hides. Tapi bintang tidak akan pernah kemana-mana. Selalu disana. Kalaupun siang bintang tidak terlihat, mungkin ia hanya sedang menyepi sebentar untuk mengisi sinarnya. Sama seperti aku yang kadang suka bersembunyi dari kamu. Yang kamu perlukan hanya menunggu. Dan aku, sama seperti bintang, yang akan selalu hadir di tiap malam walau ia terkadang tak selalu terlihat.

From me,
The star.






Rabu, 23 Oktober 2013

the second chance

For me, the second chance means make something better and better than before, not do the same mistakes in it. The second chance doesn’t mean anything if I learned nothing from the first one.  

I think, three words that can reflect about the second chance are; mistake, opportunity and be thankful. Let me explain to you.

Mistake. 
Everybody does mistakeEven nobody’s perfect is the quotes that frequently we hear to show how we often as human do the mistakes. Second chance never appears without mistake. Even Albert Einstein said this. Anyone who has never made a mistake has never tried anything new. Mistakes are a part of being human. Appreciate your mistakes for what they are: precious life lessons that can only be learned the hard way. Unless it’s a fatal mistake at least others can learn from.  We need to learn from our mistakes so that we do not run the risk of repeating them. We must develop the wisdom and sense to make good decisions and choices. Good judgment will only develop if you truly learn from your mistakes. Unfortunately, for many people, it takes a few repeats of the same mistake to learn the lesson. Good or bad, experiences are what help us learn lessons and form a better sense of judgment. Bad judgment seems to stick with us longer as a lesson learned because we really do not want to keep repeating it. Wisdom is the knowledge you can gain from making mistakes.

Opportunity.
English meaning of second chance is opportunity to try something again. When you "get the opportunity" to do something, it means that you are allowed to do something that you think is good. An "opportunity" is usually something that you want to do to improve yourself, like something related to work, or to an activity that you like doing such as sports or music. Yes, we need that opportunity to do the second chance.
And last, why is thankful? 
Sometimes I don’t think that something is precious until I lost it. I’ve ever lost something then I realized that it is precious to me. I hope I have a second chance to make it back. Well, I got it. I’m very happy.   Having a second chance makes I want to work even harder. I will keep that thing because I don’t lose it again for the second time. Yes, I am thankful that I had a second chance.

Well, this topic I choose because I have my own experience about the second chance. It is one of histories of my life. It is my work, my career. I decided resign at Toyota Astra Motor in 1998 for one reason but I couldn’t tell you here what the reason is. Hehehe. That decision surprises some people. Why I resigned for that huge company then I applied to Plaza Toyota. Maybe some people think that working at TAM is very prestigious and it was ridiculous to resign from there and move to indirect dealer at that time. But that my decision. Well, on this occasion I want to say thanks to Mr. Parman and Mr. Jumhan,  who believed and finally accepted me in Plaza Toyota. I think work at Plaza Toyota is my second chance. That’s why I want to proof that I really appreciate that opportunity and be thankful that I am here, at Plaza Toyota.

I think everything deserve to have a second chance. Even it is our life. How so? Yes that we can not turn back the time being a baby, child, adult but we have a generation that we call children. Giving them the best that we can, direct them to be the best with what they want so we can do our second chance through our children. For example, I really want to study at ITB but I didn’t have opportunity to do that.  I wish my son will. Maybe not me who study in ITB but my generation does. But again, I will not push my son to do that if he doesn’t want it. Because I remember this quote from beautiful poem from Kahlil Gibran about our childrenyou may give them your love but not your thoughts, because they have their own thoughts.

Well, Hopefully. All people here including me, if we have the opportunity for having second chance, we never waste it so we can not regret.The most important life lessons we will ever learn will be from the bad decisions we make. Time and experience can be excellent teachers when you actually learn a lesson from your poor decisions.

 I ever read this maybe can reflect more clear about the second chance;

Life is too short to wake up with regrets.
Love the people who treat you right.
Forget about the ones who don’t.
Believe everything happens for a reason.
If you get a second chance, grab it with both hands.
If it changes your life, let it.
Nobody said life would be easy.
They just promised it would be worth it.



Jakarta, 23 Oktober 2013
by Uranium

Kamis, 17 Oktober 2013

im scare.

18 Oktober 2013
11 : 58


I'm scare. 
Too scare, I think.
Scare to lose you.


Senin, 30 September 2013

miss u

30 September 2013
15 : 46

Do you miss me like I do?
I'm missing you so much.

Tapi aku bisa apa?
Kamu berubah.

Kalau dulu aku pernah sakit karena kamu pergi tanpa penjelasan, apa sekarang kamu akan tega melakukan hal yang sama?
Janji kamu. kata-kata kamu yang bilang makasih ke aku untuk kesempatan yang udah aku kasih.
Semuanya masih terngiang-ngiang di telinga aku.
I still can hear those words clearly.

Tapi aku bisa apa?

Jumat, 27 September 2013

kamu kemana?

28 Juli 2013
10 : 36


Lagi ngerasa sedih banget.
Tumben bgt sampe jam segini belum ngabarin.
Apapun alasannya, semoga bukan karena hal itu. Please.

Pasti ada kesalahpahaman.
Padahal yang satu hanya merasa sangat khawatir dengan yang satu nya. Hanya itu.

Buat apa sebenernya aku ngurusin soal mereka itu? 
Yang sama sekali gada hubungannya untuk diri aku.
Dan kalau kamu ada kekecewaan dengan pernyataan aku semalam, maaf ya. 
Mungkin ada yang menyinggung. Tapi aku sama sekali gak bermaksud apa-apa.

Mungkin memang, aku hanya orang yang salah di tempat yang salah.
Harus tahu hal-hal yang sebenernya gak perlu aku tahu.

Kamu kenapa? Semoga hanya sibuk.

Semalam, ada kata-kata dari kamu yang cukup buat aku tersentak.
"Asal kamu tahu aja kalau.............."
Kenapa memilih kata-kata itu?
Itu sama halnya dengan kamu bilang: Kamu gak ngerti apa-apa soal ini.
Aku diem.
Aku cuma bilang;
Iya.
Maaf kalau memang aku terkesan sangat-sangat gak tahu apa-apa soal hal tersebut tapi aku judging.
Bukan.
Bukan itu maksud aku. Sungguh.

Tapi, aku belajar banyak akhir-akhir ini,
Belajar menerima.
Belajar tidak menyalahkan apapun dan siapapun.
Belajar tidak menyalahkan keadaan.

Sedih.
Tapi ijinin aku untuk seperti daun.
Daun jatuh tidak pernah membenci angin. Luruh penuh penerimaan.

Miss u.

Selasa, 17 September 2013

it is so hard.

17 September 2013
15 : 54

Aku terlentang di padang rumput yang luas.
Sambil takzim memandang ke atas.
Ada awan berbentuk kelinci. Putih. Bersih.
Di belakangnya langit biru. Jernih.
Melayang-layang aku atas sebuah pertanyaan:
Salah siapa, Tuhan?

Mungkin itu pertanyaan aku yang paling bodoh yang pernah aku lontarkan pada Tuhan.
Hidup selalu tentang sebuah pilihan. Ini pilihan aku. Jadi bukan salah siapa-siapa.
Bukan tentang salah atau benar. Tapi tentang pilihan. Lagi, aku tegaskan. Ini memang pilihan aku.

Bukankah aku sudah sepakat pada diriku sendiri, bahwa hidup tentang penerimaan?
Menerima bahwa segala sesuatu itu mempunyai sisi buruk dan sisi baik?
Tapi kenapa Ia begitu menjadi sesosok yang sempurna di mataku?
Banyak kelemahannya, aku tahu. Tapi, tidak banyak pula yang memiliki kelebihan seperti apa yang Ia miliki.
Dan untuk aku, aku masih sulit menemukannya pada diri orang lain. Kelebihannya.

Cara terbaik mengakhiri sesuatu yang sebaiknya tidak dimulai ini adalah dengan tega memutus semua bentuk komunikasi. Aku harus tega. Tapi tidak sekarang. Entah kapan. Mungkin besok lusa.




none is like me

17 September 2013

I really really don't feel suit in here.
People.
Everybody feels down at work, I know it.
But not in every second, every day.

Why is the end of December so long?
Sooooooo loooooooong....
huhuhuhuhuhu..
I can't take this anymore.




Senin, 16 September 2013

adore his mom as well

17 September 2013
11 : 15


bukannya kerja, malah posting blog. 
Ide tiba2 banyak, Pak ESTJ-ku...
Wkwkwkwk :D

Ngirim berkotak-kotak donat pas ulang taun ke ex-kantor nya adalah perbuatan yang sangat manis.
Buat sebagian orang, mungkin gini kira-kira komentarnya:
"apa sih, biasa ajalah." 
Atau
"ya mau ngasi aja kali."
Atau
"ah nothing special."
Tapi buat aku:
"That's really nice. Sure."

Apa yah. Entah aku yang baru nemu ada lelaki yang se-care itu, se-peduli itu, atau entah aku nya yang emang HSP sejati, INFJ tulen jadi buat aku itu hal yang so touchy banget. Entah apapun itu alasannya;
I adore him.

Mungkin sosok yang saat ini pengen aku kenal adalah Umi-nya.
Ibu-nya.
Belajar banyak dari beliau. How to raise him up?
Soalnya pernah baca di suatu kutipan: 



seorang lelaki yang memperlakukan wanita-nya seperti seorang puteri adalah bukti bahwa dia dilahirkan dan dibesarkan dari tangan seorang ratu
bukan memperlakukan wanita-nya aja kayak princess tapi memperlakukan semua orang juga dengan sangat baik dan manis.
So, I adore his mom as well.

Dear Umi,
Even we don't know each other but I am very sure 
that you are an amazing woman. 
May Allah S.W.T always blesses Umi, yah. Aamiin. 









Rabu, 11 September 2013

sunshine city

kota aku?
kisskisshughug!


oleh-oleh senja dari kamu!

Hai Senja,
Ratusan kilometer jarak kita. 
Tapi aku bisa menatap indahnya kamu, Senja.
Jauh sekali kamu disana.
Kamu pasti bertanya, kenapa aku bisa menatap kamu, ya? walaupun hanya dari sebuah foto.
Tapi, sssttt ini rahasia kecil kita yah..
Seseorang mengirimkan kamu.
Dia pasti seseorang yang begitu istimewa dalam hidup aku, karena dia tahu bahwa aku sangat menyukai kamu, Senja.
Iya, dia sangat istimewa. Sama istimewa seperti kamu.
Indah seperti kamu, Senja.


is is from 24th floor? so beautiful!

at Danau Kawaguchi















posted: sehari setelah dia birthday

Jumat, 30 Agustus 2013

Welcome to the World, Dastan!

Abyan Dastan Alrasyid; Bekasi 31 Agustus 2013, 02:00


Hai, sayang..

We haven't meet yet each other but I have loved you since 9 months ago. Yes, I do.

Maaf blm sempet ngeliat kamu, belum sempet nyium kamu... segera ya sayang. Tungguin.
Tadi waktu aku nlp Mbu-mu katanya kamu masih kebingungan gimana caranya get milk yah? Ihihihi.
Gapapa, nanti juga kamu jago. Mimi yang banyak supaya cepet besar, cepet kuat dan nanti main ke Bandung yah. Tengokin Mama Ulan sama Papa Hendra ya :) 

Ya udah, Mama Ulan mau kerja dulu..
Kisskisshughug.

Welcome to the world, My sweet Dastan!



31 Agustus 2013
09:22

Selasa, 27 Agustus 2013

Him. Him. Him. Him. Him.

Hai, Garfield. Akhirnya kita dipertemukan setelah kamu diselamatkan dari Disneyland Hongkong dan setelah setahun lebih kita dipisahkan. wkwkwkwk.
he bought me the flower @ dukomsel. *baru tau di dukomsel ada yg jualan bunga selain HP dan accessoriesnya. hehehe. The books @ Rumah Buku. LOve!
I really loves the words on this shirt. He knows me very well. Kopi, Kucing dan Tidur.
as sweet as sugar. That's why I call him: Sugar!

senja di ITB part 1

This is my favorite picture;
us!
Foto ini tentang dua anak manusia yang terdampar di suatu tempat yang gak mereka rencanakan sama sekali. Alam yang mengajak mereka kesana dimulai dari jalan Dago yang macetttt banget. Trus mereka dibelokin ke jalan Dayang Sumbi. Tadinya mau ke Kebon Binatang tapi apa yah. Hahaha.
Trus tiba-tiba si cowok excited banget pas liat ITB. si cewek gak tega gitu dan akhirnya parkirlah mereka.

Cerita di percepat yah.
They really love ITB so much! The building, the atmosphere.Semuanya. Tapi si cewe gak mau kuliah disitu kecuali ada jurusan teknik sastra atau teknik psikologi. Hahaha.

That afternoon was so beautiful. They really enjoyed that moments. Holding hands, walking away, laughing together, taking picture and sssstt.. we have a little secret for Little Kiddo. What is that secret? hemmm.. sorry. I can't share on this blog. Pokonya, semoga ini visions aku. Untuk lil kiddo tersayang. Amin. 

Kembali soal cerita disana, mereka sempet debat-debat gitu soal Presiden RI pertama, Ir. Soekarno. Intuitif si cewek yakin klo pa karno kuliahnya di ITB tapi analisa si cowok engga yakin (itulah kita, apa-apa slalu jadi seru diperrdebatkan. Kolaborasi antara cowo yang ESTJ dan cewek yg INFJ).  Dan ternyataaa, si cewek menang. Setelah googling, "Bung Karno adalah presiden pertama Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek alumni dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1926". 

Okey, balik lagi tentang senja mereka di ITB. Ada yang lucu banget.

--- to be continued---






Kamis, 01 Agustus 2013

Ego nya kegedean ah...



01 Agustus 2013
15:15

Susah banget yah ngalahin ego?
Susah banget yah ngalahin diri sendiri?
Masih susah juga bahkan demi untuk ngeliat orang yang kamu sayang seneng?
Bukan masalah essensial dari kata-kata nya. Bukan. Sama sekali bukan.
Tapi keinginan kamu buat ngelakuin hal yang aku minta. Simpel.
Keinginan apakah kamu mau bikin aku seneng atau engga.
Bukan masalah bisa atau engga.
Tapi masalahnya mau atau engga.
Ibaratnya, ngelakuin hal kecil aja susahnya minta ampun, apalagi hal lain yang besar.
Dan lagi-lagi. Buat orang aneh macam aku, hal itu meaningful banget. Hal kecil gak selamanya menurut aku sepele. Karena buat aku, ketika kamu berhasil ngalahin ego kamu, demi aku, itu namanya pengorbanan.
Hey, pengorbanan itu gak selalu hal-hal spektakuler. Sama sekali sempit kalo mikirnya gitu.
Kamu mau senyum saat ketemu aku, maksain senyum, bahkan ketika mood kamu sangat sangat buruk, itu juga namanya pengorbanan.

Jadi, stop buat berpikir kamu mau ngelakuin hal-hal besar untuk aku, ketika hal simpel aja ternyata kamu gak mau (bukan gak bisa yah. Beda.)

Selasa, 30 Juli 2013

Good shoot, good food! (Part 1)

31 Juli 2013
11 : 47

Lagi pusing menghadapi closing, ada baiknya kita rehat sejenak. Membayangkan yang enak-enak.
Masih banyak sebenernya foto-foto makanannya. Tapi berhubung yg ada dulu di komputer kantor, ini dulu aja yah.
Kenapa aku suka foto makanan? karena aku suka makan. Nonjolin sisi enak dr makanannya. Bikin yg liat jadi ngiler, apalagi klo masakannya buatan aku. I love cooking as much I love eating!

@ Hanamasa, Iga bakar. * sluuurppp
My mashed potatoed macaroni
Cheesy cake oreo by Kartika Sari
@ Malioboro, Nasi pecel depan pasar Bringhajo
@ Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Sop buntut yg amazing!

Rabu, 24 Juli 2013

Hih

25 Juli 2013
12 : 32

Usap dada banyak-banyak hari ini.



Jumat, 19 Juli 2013

Yogya (part 4: edisi bulgan: bule ganteng)


Masih episode konyol dari Yogyakarta.
Ceritanya, lagi di Candi Prambanan. Kucluk-kucluk ada cowo (disinyalir orang jepang) Tinggi, Putih, gayanya macho banget, tapi udah mateng banget sih alias berumur sepertinya. Hahaha. Eh tapi kece.

Aku: Rian, itu ganteng sumpah! potoin dong.
Rian: Ih males.
Aku: Pleaseeee
(akhirnya kita hanya diam di ujung jalan menuju jalan keluar Candi. Lusi dan Rima setuju tuh bule jepang ganteng.)
Aku: Baiklah, klo semesta berpihak pada kita, tuh bule akan segera datang.
(oh ternyata tuh bule emang jalan dibelakang kita)

Kita masih sibuk kasak-kusuk, ngatur rencana. Biar tuh bule kepotret. Rian stress. Baru ngeh teman-teman wanita nya sangat garang klo liat bule yang menarik perhatian. Asli Rian stress berat keliatannya. Didorong-dorong, diojog-ojog buat motoin kita. Rian tetap tak bergeming. Menolak dengan keras.
Kita ngikutin lumayan jauh bo!

Akhirnya Lusi berbaik hati mau nurutin kemauan si Wulan. Mengumpulkan kamera, ngikutin dan bersiap menyusun kata.
*aku deg-degan. Berdoa semoga misi berjalan lancar*
Kita malu-malu ngikutin dr belakang.
Setelah Lusi mengeluarkan segenap keberanian dan kemampuannya untuk meminta berfoto dengan bulgan itu, jadilah kita berfoto. Emm. Aslinya kece. Sumpah! 
Ah Lusi, I looooveee youuu!!!
ihihihi. Ini dia yang bikin Rian stressss!!!!


Yogya (Part 3: Parangtritis)

dimanapun berada, Ibu-Ibu slalu merumpi!
Wangi Pantaaaiiiiii
Gelang Persahabatan :)
Hai...

Yogya (Part 2)

@ candi boko; dr kiri ke kanan: Me, Lusi, Ryan, Rima dan dheta
yipiiiiiiiiiii

menikmati Candi Prambanan
ngadem


Sop Buntut Best EVER!! perjalanan menuju Prangtritis only Rp. 22.500
centil time!

asal nulis

19 Juli 2013
15 : 32


Kita boleh marah pada apapun, pada siapapun, kapanpun dan dimanapun. Itu hak kita.
Kita boleh punya sudut pandang tentang apapun. Itu hak kita.
Kita boleh ngerasa gak suka pada apapun, pada siapapun, kapanpun dan dimanapun. Itu hak kita.
Kita boleh ngerasain appaaaa ajaaaa yang kita mau. Itu hak kita.
Tapi kita gak bisa ngendaliin orang lain untuk berbuat sesuatu pada kita. Suka, sebel, seneng, benci, marah. 
Karena itu hak mereka. 

Kadang kejernihan pikiran dan pemahaman yang baik mengenai sesuatu ikut ngasih andil besar pada kita dalam menilai sesuatu.
Menilai sesuatu itu beda yah dengan menghakimi. Menilai sesuatu itu melalu fakta atau bukti. Bukan sekedar rasa. Menilai itu hanya berdasarkan baik buruk pada kacamata kita. Bukan coba-coba lantas mengambil kesimpulan semata.


 
 






Sabtu, 13 Juli 2013

Suatu senja di Bukit Kecil



 Suatu senja di Bukit Kecil.

Angin membelai kulit kita. Saat ini angin memperlakukan kita sangat mesra.  Kau menatap mataku.  Begitu dalam. Aku tersenyum, kata kamu senyumku senyum terindah senja itu. 
Aku tertawa kecil mendengarnya dan kau menggeleng cepat. “Aku tidak bohong.“
 aku tertawa lagi. “Yang bilang kamu bohong siapa, Sugar?” 
“Itu kau tertawa, seolah tak percaya.” 
Aku mendekat, mendaratkan sebuah ciuman di pipimu. Kau terdiam. “Nah, itu selalu menjadi cara terbaik mengakhiri setiap argumen-argumen kita, Sugar.” Aku pun melangkah meninggalkanmu. Kau berekspresi pura-pura marah, memegang pipimu lalu tertawa.
Sugar. Gula, kan? Manis. Itulah kamu. Selalu manis. Bukan hanya karena kamu pandai sekali membuat puisi. Bukan pula hanya karena kamu lelaki yang pernah memberi aku bunga. Tapi kamu adalah lelaki yang memberiku sebuah mimpi kecil setiap pagi, sehingga aku selalu terbangun dengan harapan-harapan baru. Menantikan pagi di penghujung malam. Kamu adalah salah satu alasan aku terbangun di setiap pagi.
“Hey, bengong.“ Kau membuyarkan lamunanku. Menyentuh lenganku pelan. 
“Kamu tahu, Sugar.  Aku sudah memimpikan piknik ini sejak seratus tahun yang lalu. Dan kamu, berusaha mewujudkannya. Dan tadaaaaa. It happens! Kamu memiliki andil yang sangat besar dalam membuat peri malang ini sangat bahagia, karena salah satu mimpinya terwujud.”
 “Heh? Seratus tahun yang lalu?”
“Gak boleh protes, inget?”
“Hahaha. Aku inget, sayang. INFJ.”
Aku memukul bahumu. Kau tertawa, melingkarkan tanganmu di pinggangku. Wajah kita berjarak amat dekat sekali sekarang. Aku menunduk. Kau mencium kepalaku lembut. Lembut sekali. 
***
            Senja itu langit biru. Semburat sinar matahari yang bersiap beranjak pergi terlihat sangat indah. Kita berbaring bersisian di hamparan Bukit Kecil. Memandang langit dalam diam. Buku-buku dan beberapa macam makanan kecil berserakan.
            “Sugar…”
            “Iya, Sayang.”
      “Aku mau membacakan kamu sesuatu.” Aku bangun. Mengambil sebuah buku. Membuka halamannnya dan mebaca pelan sebuah petikan cerita yang sangat indah.
           “Kamu dengar baik-baik ya, Sugar.” Kau mengangguk dan tanganmu membelai lembut ujung-ujung rambutku. Aku pun mulai membaca perlahan.
“Aku sampai di bagian bahwa aku jatuh cinta. Namun, orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggunggnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik, niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.”
“Bagus, kan?”
“Iya, bagus sayang.”
“Itu tentang kamu, Itu juga tentang aku. Kita berjarak, kita tak sanggup saling memiliki utuh. Tapi aku tak akan pernah bertanya pada Tuhan mengapa. Karena bukan tanpa alasan pula Tuhan mempertemukan kita. Suatu hari nanti mungkin kita akan mengerti.”
“Dengar. Aku…”
 “Shhh..” Jariku menyentuh bibirmu.
       “Sugar, cukup untuk argumen-argumen kita kali ini. Aku…aku hanya ingin menyelesaikan senja yang indah ini dengan satu penutup yang aku rasa kau pun suka.”
            “Oya? Apa itu sayang?” matamu berbinar-binar.
             “Sebelum sunset nanti, kau memberikan sebuah pelukan. Pelukan yang tak akan kau lepaskan selama kita masih melihat matahari disini, lalu saat sunset, kau memberikan sebuah ciuman. Ciuman yang tak akan kau lepaskan selama sunset, 47 detik, Sugar.”
            “Hei. Aku bisa memberikan ciuman lebih dari 47 detik, sayang.”
            “Aku tahu. Tapi mungkin tidak disini.”
            “Dimana?”
            “Bukan di Bukit Kecil ini, Sugar.”
            “Lalu dimana, Sayang.”
            “Setidaknya, kita tak beralaskan rerumputan ini. Sesuatu yang lebih empuk mungkin ide bagus.”
            “Aku tahu.”
            “Ya, tepat sekali. Feeling kamu selalu benar untuk urusan itu, Kau tahu itu, Sugar?”
            “Jadi, kita tunggu apa lagi?.
       “Hey. Sabar. Kita masih harus menyelesaikan senja ini. Menunggu sunset. Sebuah pelukan dan ciuman 47 detik itu.”
            Kau merangkul bahuku. Dan aku menyelusupkan kepalaku ke dadamu. Senja itu indah sekali. Suatu senja di Bukit Kecil.

Bandung, 13 Juli 2013
Jam 10 malem. 
Beberapa jam setelah tarawih :D 
*gak pake geblek tapi