Pages

Rabu, 14 Januari 2015

A Cafe: Tentang satu mimpi



If  you are working on something exciting that you really care about, you don’t have to be pushed. The visions pulls you
~Steven Jobs

Sebuah cafe, mimpi dan warisan

Ingin membangun sebuah cafe yang di dalamnya penuh dengan kehangatan. Mungkin di dalamnya ada beberapa orang yang sedang mencoba mengusir kesedihan hatinya, tapi atmosphere yang ada di dalam cafe itu mampu menyedot kesedihannya hingga ia lupa.

Aku bukan orang yang berlatar belakang dari keluarga bisnis yang kuat namun aku punya mimpi dan cinta. Kenapa mimpi? Iya, karena aku sama sekali tidak punya yang memang dalam berbisnis kita sangat memerlukan modal (baca:cash). Tapi aku punya mimpi dan keinginan yang sama-sama kuat. Dan kata-kata dalam novel Alchemist telah memberikan amunisi yang aku yakini:
 Bahasa antusiasme, bahasa orang yang berhasil dalam pekerjaannya yang dia lakukan dengan penuh cinta dan tujuan, juga sebagai bagian dari pencarian akan sesuatu yang diyakini dan dihasrati nya.”
“Kalau kau menginginkan sesuatu, sesisi jagat raya akan bekerja sama membantumu memperolehnya.”  (page 81)

 Bagaimana tentang cinta? Sebentar. Aku coba sedikit mengilustrasikan. Kamu tahu kenapa para penari balet menari dengan sangat indah? Karena mereka melakukan dengan penuh cinta, mereka menari seolah sedang bercinta dengan gerakan-gerakan yang mereka ciptakan.

Kalau aku boleh mendobrak istilah: bisnis is bisnis. It’s all about profit and so on. May I change a little? Aku ingin punya sebuah cafe karena aku juga ingin punya ‘warisan’ yang nyata untuk anak-anakku kelak. Yang nanti setelah aku menua, mereka yang meneruskan.

Warisan itu bukan tentang materi namun lebih daripada itu. Banyak sekali yang ingin aku sampaikan di dalamnya. Ini tentang bagaimana aku memberikan contoh kepada anak-anakku kelak bahwa apapun yang kamu inginkan, buatlah seolah itu akan nyata, kamu mempercayai bahwa itu akan terwujud suatu hari nanti. Entah kapan namun itu-pasti-akan-terwujud. Itu tentang mimpi.

Lalu akan ada yang ingin aku jelaskan. Yaitu tentang perjuangan, bahwa mewujudkan mimpi itu harus ada effort yang tertanam kuat dihati. Bahwa kita akan menyadari membangun sesuatu itu lelah namun kelelahan itu tak akan ada artinya sama sekali dengan kebanggaan pada dirimu sendiri bahwa ternyata kamu bisa melakukannya.

Juga akan ada doa-doa yang terus menguntai ke langit, meminta kemudahan pada Sang Pemberi. Harus ada doa-doa yang lebih panjang saat kita meminta padaNya dalam perjalanan mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Aku juga ingin punya partner kerja yang seolah aku anggap saudaraku sendiri  sehingga ketika kita berada di “kantor” cafe itu, seolah seperti berada di rumah. Akan ada ketulusan dalam melayani pelanggan ketika kamu dalam keadaan di lingkungan yang penuh dengan semburat kebahagiaan. Energi bahagia dan positif itu akan tertular pada pelanggan yang datang pada cafe kita.

Lalu tentang keuntungan, bolehkah jika aku menginginkan keberlangsungan cafe ini lebih dari sekedar pundi-pundi yang bisa habis? Dan aku yakin keuntungan materi akan mengikuti berjalan seiring berjalan waktu. Karena aku ingin cafe ini berulang tahun setiap tahunnya. Dan kita merayakan ‘anniversary’ ini dengan seluruh orang-orang yang kita cintai, orang-orang yang membantu mempertahankan keberadaan cafe ini, semua partner kerja yang terlibat didalamnya, semua tanpa terkecuali.

Ini hanya keinginan sederhana dari aku, keinginan sederhana yang jadi bagian tujuan aku menginginkan sebuah cafe, tapi aku tahu bahwa dalam berbisnis itu ada rumus matematika tentang keuntungan yang harus tetap rasional dan realistis. Aku percayakan itu pada ahlinya J
Semoga Tuhan memudahkan segala urusan ini. Aamiin.

Dari aku,

Sang Pemimpi yang akan terus bangun untuk memperjuangkan mimpinya

0 komentar:

Posting Komentar