Pages

Sabtu, 24 Januari 2015

cerita temen: my first Europe travelling (Part 1)



Pernah gak kepikiran pergi ke EROPA untuk jalan-jalan just to be alone?? Oh... awesome-tapi-agak-sangat-berani. Aku gak berani soalnya. Heuheu. Walaupun di Eropa, tepatnya Jerman, banyak sodara nya, teteup aja keren ngurus segala sesuatu-nya sendirian dia adalah Ibu Theresia! Woohooo.. She’s cool.
Dan saya berhasil (memaksa) beliau untuk menceritakan pengalamannya. For me, untuk menebarkan energi positif agar kita bisa travelling, salah satunya dengan mendengarkan pengalaman orang ber-travelling.  Itu ngasih semangat bahwa one day kita harus bisa menginjakkan kaki di tanah yang sama, yang pernah mereka injak :D Be optimistic. 

Sore yang mendung  tapi saya semangat banget buat ketemuan sama Ibu Tres, aseeekk rencananya sekalian mau ditraktir Iga Bakar Grand Setiabudi (Aseli, ngangenin banget nih Iga Bakar nyaa..) dan juga saya pengen banget ngobrol soal pengalaman liburan beliau ke Empat negara Eropa Akhir Oktober 2012 lalu. 
Here’s her story.. (Penuturan bu Tres pada saya)

Aku ke Eropa, Ke Jerman tepatnya, sendirian loh. Anak aku gak mau diajak (Ajak aku aja, Bundaaa). Persiapan pengurusan visa aku lakukan 2 bulan sebelumnya. Aku browsing aja semua informasi yang kubutuhkan, cara pengajuan visa terus booking tiket pesawat. Dan ternyata kalau mau ngajuin visa sendiri itu salah satu syarat utamanya adalah menyertakan bukti booking tiket pesawat. Aku telpon deh salah satu Tours and Travel yang ada di daerah Jalan Pasar Kaliki untuk booking tiket pesawat. Aku bilang sama Travel Agency nya bahwa aku mau booking pesawat ke Frankfurt, Jerman sekaligus mau bikin permohonan visa-nya.


Pendaftaran permohonan Visa lewat online, setelah pihak Kedubes memberikan konfirmasi tanggal berapa aku kesana, baru aku pergi ke Kedubes Jerman. Kita gak akan diijinkan masuk ke Kedubes tanpa appointment konfirmasi dari mereka.

Kucluk-kucluk lah aku ke Kedubes Jerman dianter Mama-ku. Kasian loh mama nunggu di luar yang akhirnya nunggu di taman, karena memang yang boleh masuk hanya orang-orang yang berkepentingan, yang nganter nunggu di luar. Mana ga ada kursi untuk nunggu nya pula (Pesan: Gak usah di anter kalo mau ngurus visa karena si penganter kasian ntar nasib nya). Pengamanannya cukup ketat, tas disimpan di loker, Handphone di sekurity. 

Setelah nunggu, memberikan syarat-syarat berkas, and TADAAA.. foto aku salah. Bukan salah tapi kurang sesuai sama apa yang di minta Kedubes Jerman. Aku memang foto di salah satu studio foto Bandung tapi perasaan sih udah ngikutin syarat-syarat tentang foto. Tingkat keakurasian foto nya masih kurang, karena Kedubes Jerman butuh foto Close Up yang bener-bener detail. Akhirnya aku di suggest untuk foto di studio foto deket-deket Kedubes. Disana kan udah tau banget apa keinginan Kedubes Jerman. Fiuh.

Setelah foto, masih harus nunggu karena banyak banget ya yang minta visa permohonan ke Jerman. Terus di Interview, mau apa ke Jerman? Ada undangan dari orang disana ga? Karena kalau gak ada, kita harus punya deposit rekening tabungan 3 bulan terakhir kan di lampirkan juga. Itu untuk menghindari kalau-kalau kita terkatung-katung disana dan memastikan bahwa kita punya duit cukup selama hidup disana. Hahaha. Tapi karena aku punya saudara yang bikin undangan ke Kedubes Indonesia atas nama aku, jadi ya memudahkan.

perhatian

Setelah proses yang cukup menguras energi di kedubes; Nunggu-disuruh foto karena foto kurang detail as their request-foto dulu, tempatnya lumayan jauh-nunggu lagi-ngasih berkas-interview, dan akhirnya Pihak Kedubes memberikan tanggal untuk pengambilan visa. Semua-semua mereka yang tentuin. Oya, karena Jerman termasuk salah satu negara yang masuk dalam anggota Schengen Visa, maka aku bisa masuk ke hampir 26 negara dengan hanya satu visa. Negara-negara besar di Eropa kecuali Inggris. Visa wisata lamanya 12 hari dan pastikan semua sudah fix sesuai tanggal visa. Kalau gak, gak mau di deportasi kan? :D

Dan Yes, Visa-ku keluar. Eropa, I’m comiiiiing. Setelah Visa keluar, baru aku konfirmasi ulang travel untuk memastikan tiket pesawat. Konfirmasi by phone, saat itu aku tanya lagi apakah ada tiket yang lebih murah? Ada pilihan tiga Airlines: Emirates, Etihad, dan Qatar. Ada diskon menarik dari Etihad, totally US Dollar 1000 untuk tiket pulang pergi Jakarta-Frankfurt. Aku said yes, transfer, then went to travel untuk ambil bukti tiketnya hari itu juga. Gak sabar pokonya ke sana, Wkwkwk.

Tibalah hari yang dinanti. Berangkaaaaat. Total perjalanan 18 jam, termasuk transit di Abu Dhabi kurang lebih 3 jam. Itu pertama kali nya aku ke luar negeri dan sendiri pula. Gak enak banget rasanya terbang sendiri. Hahaha. (Tuh kan buuu.. makanya ntar mah ajak aku yaaa :D )
Transit di abu Dhabi, di tanya-tanya petugas imigrasi yang menurut versi aku lumayan nyeremin, trus mereka sepertinya memang agak-agak sensitif sama tourist dari Indonesia. Entah kenapa. Serem lah pokonya. Mana aku sendiri kan yah. (Ya ampun, Ibuuuu... itu mah nyeremin banget). Lolos Petugas imigrasi di Abu Dhabi, then still waiting around 3 hours for next flight. Tak sabar rasanyooo menginjakkan kaki di tanah Jerman...

<<continue ya.  ke Part 2

0 komentar:

Posting Komentar