~ Pada akhirnya, aku menyerahkan diri, mengakui bahwa
ketidakberesanku adalah titik lemah yang harus diperiksa dan diperbaiki, bukan
kekuatan yang selamanya bisa kubanggakan. (Page 272)
~ “Kalau kalian sudah siap bicara seperti spesies yang ber-intelegensi
dan berpendidikan, kasih tau saya.” (Page 295)
~ ...Apapun masalah di antara kalin berdua, aku harap kita
tetap mengingat niat baik dan memaklumi keterbatasan kita masing-masing. Jadi,
bisakah mulai saat ini kita kembali berdiskusi dengan beradab?” (Page 295)
***
Dari mulai kata pertama yang kubaca, novel ini sudah
berhasil menyeret-nyeret untuk segera kulumat habis. Dan akhirnya memang
berhasil dihabiskan dalam waktu kurang dari 10 jam (pake acara jadi gak mandi
seharian segala lagi. Ahahaha)
Udah selesei baca, jadi lumayan dapet banyak jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengendap di pikiran aku. Aku seolah
tersadarkan.
Semua isi novel ini memang tentang sesuatu yang sangat
amat menarik buatku. Mimpi, lucid dream. Merasa telah mengenal seseorang selama
berabad-abad. Lalu ada tentang pertanda yang hanya bisa dirasakan namun hard to
explain.
Oya, aku juga jadi punya pengetahuan tambahan tentang
budaya batak, kepercayaan leluhur batak, beberapa istilah-istilah batak, itu
jelas sesuatu yang informatif. Keren,
As always, Supernova selalu luar biasa cerdas karena butuh riset yang sangat
dalam dan sang tokoh utama, Alfa, sangat
bikin aku jatuh cinta. Kecerdasan, ketakutan, dan kekuatannya berpadu jadi
sesuatu yang sangat emm.. seksi?
Tambahan lainnya adalah novel ini berlatar belakang New
York, jadi aku bisa sedikit tahu tentang cara pemahaman dan pemikiran beberapa
tokoh yang cukup bisa mewakili orang-orang disana. Misalnya, bahwa di Amerika,
when somene say; Lalu ada tentang Wall Street yang memang bikin ngeri ketika
tau tekanan kerja dan ritme nya. Tapi sepadan dengan pundi-pundi yang
dihasilakan.
For all, novel ini sangat classy dan punya daya magis yang
gak sembarangan. Walaupun beberapa kalanganan bilang novel dee sepernova
‘berat’ untuk dimengerti, tapi tetep aja khas gokil dee-nya lumayan bikin lumer
saat kening rada-rada mengerut. Humor-humor nya cukup asyik. Seperti nama-nama
saudara kandung Alfa yang ya ampun kepikiran banget sih ih.
Well, I bet the author really enjoy while write it so aura
jatuh cinta antara penulis dan karyanya kental banget kurasakan.
Dari Novel Supernova pertama: Ksatria, Puteri dan Bintang
Jatuh, Akar, Petir, Partikel dan Gelombang, memang gelombang ini pun pembuka
mata rantai dari empat novel sebelumnya. Segalanya mulai tampak jelas dan
tercerahkan. Tapi tetep, tokoh Elektra di Petir yang masih gue banget mah :D
Baiklah, mari kita
merapat ke beberapa words yang favorite aku banget;
~Tidur delapan jam adalah mitos yang harus siap-siap kamu
lempar ke luar jendela, buang jauh-jauh ke tempat berkumpulnya naga dan
Sinterklas.
~Bagi saya, insomnia ini memang bukan sesuatu yang harus
disembuhkan,. Kalau saya bisa memanfaatkannya dengan baik, itu namanya
adaptasi. Evolusi.” (page 259)
~Begini paradoksnya; semakin dalam kamu jatuh dan
membiarakn dirimu tenggelam, kamu akan akan tiba di tujuanmu. Kesakitanmu
muncul ketika kamu berusaha pergi. Tidak pernah ke atas, Gelombang. Lihat ke
dalam.”
~Dalam waktu yang rasanya berlangsung abadi, aku merasakan
ketakutanku, begitu besar dan berkuasa, melumat dari segala arah. Kali ini, aku
tidak melawan. Aku membiarkan pusaran itu mengisapku hingga ia menciutkanku
menajdi sebuah titik. Dan, dari titik itu, aku melihat cahaya.
~Hmmm. Terima saja/ Stay with the pain. Breathe.
... and many more. salah satu halaman yang bikin ngeri |
Agree! I'm not seeking for approval. |
0 komentar:
Posting Komentar