Pages

Jumat, 30 Januari 2015

Review: The Handbook of Affirmation oleh Aswar Saputra



Afirmasi membiasakan diri kita untuk selalu berpikir positif kepada diri sendiri ~Naya


Haii..
Ini buku ketiga di 2015 yang saya baca dan review di blog. Masih ada 57 buku lagi dari target resolusi. Hehehe.
Well, saya suka hal-hal yang berbau sesuatu yang abstrak, alam bawah sadar. Hehe. Unlogical. Buat saya, banyak hal yang gak bisa dijelaskan secara ilmiah namun itu terjadi.  Sebenarnya mungkin bukan tidak bisa dijelaskan, namun belum ada penelitian yang mengungkapkan secara detail mengenai itu. All we need hanya percaya. Percaya dan yakin. Dan ada dua hal yang dijelaskan secara mendalam tentang hal itu. Afirmasi. Keyakinan akan diri sendiri (tentunya setelah meyakini bahwa semua kejadian hanya akan terjadi atas izin Allah SWT)

Buku setebal 101 halaman ini cukup menarik untuk saya. Karena judulnya “handbook” maka saya yakin, banyak hal yang dapat saya rasakan manfaat dari buku ini jika saya benar-benar mempraktekkannya. Seperti yang satu ini:

Setiap hari menulis sebanyak 10 lembar A4, tidak boleh diketik (harus tulis tangan)
Sehari saja terlewat tanpa mengerjakan tugas tadi, hari berikutnya akan menjadi hari pertama di tambah 20 hari lagi.
Benar-benar harus 21 hari berturut-turut.
Bisa dikerjakan pagi 5 lembar, malam 5 lembar.
Bunyi afirmasi yang diajarkan Johannes Lim: “Saya persuasif, saya kharismatik. Setiap orang percaya pada saya dan senang membeli dari saya.” (kayaknya yang ini bisa kita sedikit modifikasi di bagian akhir sesuai kebutuhan profesi kita)
Mengapa 21 hari? Menurut saya, mengerjakan tugas afirmasi diatas akan sangat membantu untuk menegrahkan energi Anda pada satu titik tujuan. Ketika Anda sudah terbiasa mengarahkan ikiran, emosi, tubuh, energi pada satu titik (impian) secara otomatis Anda akan mengalir begitu saja untuk sampai ‘disana’
Ingat sebelum Anda bisa mengalir dengan tenang, Anda harus berlatih melewati struggle. Paling tidak 21 hari ini.
Penelitian terbaru menunjukkan ada kaitannya sikap konsisten yang Anda kerjakan selama 21 hari dengan setiap kesuksesan besar.
Selama mengerjakan tugas itu, pelan-pelan saya nelihat banyak hal yang menumpang punggung saya yang selama ini tidak saya sadari keberadaannya. Sebut saja rasa enggan. Malas. Ngantuk. Kelelahan fisik. Dan masih banyak lagi. Termasuk sejumlah alasan yang kekanak-kanakan.
Bayangkan saja seandainya saya mengalir bersama mereka? Tidak bisa disangkal lagi akan banyak waktu terbuang-buang. Banyak uang yang akan dikeluarka. Banyak energi yang lepas begitu saja. Dan itu berpotensi untuk melemparkan saya ke luar aliran-jalur.
Perlu bagi kita untuk membersihkan ‘mereka’ dengan berlatih sejak dini (21 hari)- sebelum kita menuliskan dan mengejar impian yang lebih besar lagi.
Saya tertantang banget. Mau mulai hari ini. Mau obrak-abrik gudang, cari kertas A4 bekas dulu. hehehe. 

Banyak yang saya bold pakai stabillo di halaman-halaman terakhir. Kutipan-kutipan dari berbagai sumber yang inspiratif. Dibagian awal menceritakan suasana penulis saat sedang training mengenai afirmasi.

Tentang konsentrasi, kemauan dan antusiasme
Ini beberapa hal yang saya temukan di buku ini dan saya langsung merasa tercerahkan. Here they are...


Cara seseorang mengembangkan daya kemaunnya, pertama: konsentrasi.

Konsentrasi adalah seperti pemusatan berbagai sorot cahaya dalam satu sinar laser. Konsentrasi adalah kekuatan!

Jika kita dapat memfokuskan pikiran pada satu hal, kita akan melesat seperti roket dijalan menuju pengembangan kemauan yang kuat.

Sebenarnya, kekuatan kemauan terletak pada apa yang ingin diwujudkan oleh seseorang, bukan apa yang dipikirkannya.

Kemauan adalah hasrat plus energi, yang diarahkan menuju keberhasilan.Tanpa perasaan yang terfokus, keinginan itu tetap akan menjadi harapan semata. Perasaan merupakan aspek kesadaran yang memberdayakan keinginan-keinginan seseorang.

Pada saat yang bersamaan perasaan harus tetap tenang. Perasaan hendaknya tidak dibiarkan gelisah atau tidak sabar. Jika perasaan berfluktuasi, ia akan menjadi keinginan. Keinginan kita juga dapat mengungkapkan kekuatan. Namun, keinginan ini berlalu dengan cepat dan bersifat ilusif. Ia muncul dalam satu menit lalu menghilang pada menit berikutnya.

Tanpa ada ketenangan dan kendali batin, tidak akan ada konsentrasi.

Perasaan tidak perlu pasif supaya tenang. Agar efektif, perasaan seseorang harus intens.

Yang paling penting adalah menumbuhkan perasaan yang kuat terhadap apa yang ingin Anda capai. Tidak ada hal besar yang dapat dicapai tanpa antusiasme.

Ringkasnya begini, katakanlah Anda ingin menciptakan keajaiban baru. Misalnya mencari dukungan orang-orang untuk proyek Anda. Sambil terus antusias mencari pendukung itu, Anda juga harus merasakan bahagia dalam setiap langkah Anda.
  
Super sekali bukan?



~Naya

0 komentar:

Posting Komentar