Afirmasi membiasakan diri kita untuk selalu berpikir positif kepada diri sendiri ~Naya
Haii..
Ini buku ketiga di 2015 yang saya baca dan review di blog. Masih ada 57 buku lagi dari target resolusi. Hehehe.
Well, saya suka hal-hal yang berbau sesuatu yang abstrak, alam
bawah sadar. Hehe. Unlogical. Buat saya, banyak hal yang gak bisa dijelaskan
secara ilmiah namun itu terjadi. Sebenarnya
mungkin bukan tidak bisa dijelaskan, namun belum ada penelitian yang
mengungkapkan secara detail mengenai itu. All we need hanya percaya. Percaya
dan yakin. Dan ada dua hal yang dijelaskan secara mendalam tentang hal itu.
Afirmasi. Keyakinan akan diri sendiri (tentunya setelah meyakini bahwa semua
kejadian hanya akan terjadi atas izin Allah SWT)
Buku setebal 101 halaman ini cukup menarik untuk saya.
Karena judulnya “handbook” maka saya yakin, banyak hal yang dapat saya rasakan
manfaat dari buku ini jika saya benar-benar mempraktekkannya. Seperti yang satu
ini:
Setiap
hari menulis sebanyak 10 lembar A4, tidak boleh diketik (harus tulis tangan)
Sehari
saja terlewat tanpa mengerjakan tugas tadi, hari berikutnya akan menjadi hari
pertama di tambah 20 hari lagi.
Benar-benar
harus 21 hari berturut-turut.
Bisa
dikerjakan pagi 5 lembar, malam 5 lembar.
Bunyi
afirmasi yang diajarkan Johannes Lim: “Saya persuasif, saya kharismatik. Setiap
orang percaya pada saya dan senang membeli dari saya.” (kayaknya yang ini bisa
kita sedikit modifikasi di bagian akhir sesuai kebutuhan profesi kita)
Mengapa
21 hari? Menurut saya, mengerjakan tugas afirmasi diatas akan sangat membantu untuk
menegrahkan energi Anda pada satu titik tujuan. Ketika Anda sudah terbiasa
mengarahkan ikiran, emosi, tubuh, energi pada satu titik (impian) secara
otomatis Anda akan mengalir begitu saja untuk sampai ‘disana’
Ingat
sebelum Anda bisa mengalir dengan tenang, Anda harus berlatih melewati
struggle. Paling tidak 21 hari ini.
Penelitian
terbaru menunjukkan ada kaitannya sikap konsisten yang Anda kerjakan selama 21
hari dengan setiap kesuksesan besar.
Selama
mengerjakan tugas itu, pelan-pelan saya nelihat banyak hal yang menumpang
punggung saya yang selama ini tidak saya sadari keberadaannya. Sebut saja rasa
enggan. Malas. Ngantuk. Kelelahan fisik. Dan masih banyak lagi. Termasuk
sejumlah alasan yang kekanak-kanakan.
Bayangkan
saja seandainya saya mengalir bersama mereka? Tidak bisa disangkal lagi akan
banyak waktu terbuang-buang. Banyak uang yang akan dikeluarka. Banyak energi
yang lepas begitu saja. Dan itu berpotensi untuk melemparkan saya ke luar
aliran-jalur.
Perlu
bagi kita untuk membersihkan ‘mereka’ dengan berlatih sejak dini (21 hari)-
sebelum kita menuliskan dan mengejar impian yang lebih besar lagi.
Saya tertantang banget. Mau mulai hari ini. Mau obrak-abrik gudang, cari kertas A4 bekas dulu. hehehe.
Banyak yang saya bold pakai stabillo di halaman-halaman terakhir.
Kutipan-kutipan dari berbagai sumber yang inspiratif. Dibagian awal
menceritakan suasana penulis saat sedang training mengenai afirmasi.
Tentang konsentrasi, kemauan dan antusiasme
Ini beberapa hal yang saya temukan di buku ini dan saya
langsung merasa tercerahkan. Here they are...
Cara seseorang mengembangkan daya kemaunnya, pertama: konsentrasi.
Konsentrasi adalah seperti pemusatan berbagai sorot cahaya dalam satu sinar laser. Konsentrasi adalah kekuatan!
Jika kita dapat memfokuskan pikiran pada satu hal, kita akan melesat seperti roket dijalan menuju pengembangan kemauan yang kuat.
Sebenarnya, kekuatan kemauan terletak pada apa yang ingin diwujudkan oleh seseorang, bukan apa yang dipikirkannya.
Kemauan adalah hasrat plus energi, yang diarahkan menuju keberhasilan.Tanpa perasaan yang terfokus, keinginan itu tetap akan menjadi harapan semata. Perasaan merupakan aspek kesadaran yang memberdayakan keinginan-keinginan seseorang.
Pada saat yang bersamaan perasaan harus tetap tenang. Perasaan hendaknya tidak dibiarkan gelisah atau tidak sabar. Jika perasaan berfluktuasi, ia akan menjadi keinginan. Keinginan kita juga dapat mengungkapkan kekuatan. Namun, keinginan ini berlalu dengan cepat dan bersifat ilusif. Ia muncul dalam satu menit lalu menghilang pada menit berikutnya.
Tanpa ada ketenangan dan kendali batin, tidak akan ada konsentrasi.
Perasaan tidak perlu pasif supaya tenang. Agar efektif, perasaan seseorang harus intens.
Yang paling penting adalah menumbuhkan perasaan yang kuat terhadap apa yang ingin Anda capai. Tidak ada hal besar yang dapat dicapai tanpa antusiasme.
Ringkasnya begini, katakanlah Anda ingin menciptakan keajaiban baru. Misalnya mencari dukungan orang-orang untuk proyek Anda. Sambil terus antusias mencari pendukung itu, Anda juga harus merasakan bahagia dalam setiap langkah Anda.
Super sekali bukan?
~Naya
0 komentar:
Posting Komentar