When you are stressed, you eat ice cream, chocolate and sweets. YOU KNOW WHY? Because "Stressed" spell backwards is "Desserts" ~Anonym
Bagi saya,
es krim itu mungkin gak seperti kopi yang nagih dan ingin diminum kapan aja.
Hanya saja es krim itu harus ada di moment-moment tertentu. Baik itu di acara
perayaan atau mungkin teman galau. Jangan dikira perayaan semacam pesta atau
hal-hal heboh lainnya. Sukses bikin masakan dari resep pun untuk saya patut
dirayakan oleh minimal banget ya, se-cup es krim. Begitu juga ketika berhasil
ngusir rasa malas yang aduhai untuk nyetrika (nyetrika adalah hal yang ada di
urutan terakhir diantara 100 hal lain yang saya ingin lakukan) dan akhirnya
sukses banget nyelesein setrikaan yang menggunung itu, sangat patut dirayakan
oleh es krim.
nom. nom. nom |
Saya gak
terlalu suka es krim rasa buah-buahan. Dulu sukanya es krim rasa coklat. Kenapa
dulu? Karena sekarang saya udah menambatakan hati sama es krim vanilla yang
bertabur biskuit oreo. Gak ngerti kenapa di lidah saya, es krim vanilla mix
biskuit oreo itu bisa jadi seperti salju yang menari-nari di lidah. Dingin,
rasa susu nya diimbangin sama rasa biskuit manis-pahit khas oreo. Kadang saya
suka banget nyari “harta karun”. Mengaduk-aduk es krim sampai menemukan
bongkahan biskuit oreo yang cukup besar lalu Hap, masuk ke mulut saya, saya
emut perlahan dan kresss kresss biskuit nya saya gigit. Ya Tuhan,
itu tuh rasanya kayak maen lempar-lemparan bola salju sama beruang kutub.
Sangat menyenangkan!
Ngomong-ngomong
tentang salju, ternyata ini ada hubungannya dengan sejarah es krim. Menurut
informasi yang bertebaran di internet, awalnya es krim terbuat dari es salju
yang dicampur lemak susu, buah-buahan dan diberi berbagai macam adonan sehingga
lembut dan nikmat. Di Eropa, es krim dibawa dan diperkenalkan oleh Marcopolo.
Dimasa itu yang namanya hidangan dari es adalah hidangan untuk kaum bangsawan.
Apalagi waktu jaman listrik belum ditemukan, orang berusaha membuat es dengan
mesin minyak tanah. Jadi, mereka tidak harus lagi menunggu saat musim salju
tiba, tapi dengan bantuan teknologi tersebut bisa membuat air menjadi beku. Hal
ini menjadikan es krim sesuatu yang mewah karena hanya kalangan tertentu yang mampu
mempunyai mesin tersebut.
Tapi yang
paling awal mengenalkan es krim dengan bentuk yang sekarang adalah Kaisar Tang
dari dinasti Shang. Seoarang Kaisar yang mempunyai cita rasa tinggi. Ketika
disajikan es yang diambil dari salju yang turun, Kaisar tidak segera menyantap
begitu saja es yang tersedia. Dia meminta koki Istana menyampur es dengan susu
sapi, dan tepung. Ya, terlepas dari benar atau tidaknya sejarah itu, saya tetep
mau bilang makasih sama Marcopolo dan Kaisar Tang. Mungkin tanpa cita rasa mereka
yang tinggi, saya termasuk kalian gak akan pernah mengenal es krim yang rasanya
ulala itu.
Tentu paling
enak kalau makan es krim sendirian tanpa berbagi. Hihihi. *stay away from my
ice cream* tapi makan es krim berdua itu lebiiiiih enak ternyata loh. Apalagi
moment berebut “harta karun oreo” yang tersembunyi. Saya dan suami pasti akan
terlihat seperti anak kecil yang ada di dunia-nya sendiri. Heboh gak karuan.
(tapi tetep sih saya yang paling heboh. Hehehe). Kita sejenak melupakan
beberapa cicilan yang deadline *oalah, curcol* dan menjadi sangat tenang dan
damai.
Ternyata,
ini penyebab rasa tenang itu, menurut beberapa penelitian, salah satu manfaat
es krim adalah dapat memeberi rasa nyaman dan rileks pada orang yang
mengkonsumsinya. Berdasarkan penelitian Institut Psikiatri London, Inggris.
Beberapa sukarelawan mengaku merasa lebih nyaman saat mengkonsumsi es krim.
Ternyata es krim member dampak positif pada orbitofrontal cortex, yakni
bagian depan otak yang menganalisis beberapa hal.
Dan rasa
tenang dan nyaman itu sangat mungkin ditimbulkan oleh kalsium karena bahan
utama es krim adalah krim susu yang kaya akan kalsium. Kalsium dipercaya
memberikan efek rileksasi bagi otot dan inilah yang memungkinkan seseorang
merasakan perasaan tenang dan nyaman setelah menkonsumsi es. Jadi, yuk serbu
minimarket sekarang juga dan borong es krim nya :D
seperti pasir pantai |
Oya, entah
kenapa es krim itu selalu mengingatkan saya akan pasir pantai yang lembut. Kaki
terasa lebih nyaman saat menginjak pasir. Persis seperti es krim yang selalu membuat
nyaman saat menikmatinya. Dan entah mengapa saat makan es krim, banyak hal
menyenangkan yang berkelebatan di pikiran saya dan suatu hari saya berharap
sekali bisa menikmati es krim dengan cara yang belum pernah saya lakukan dan
berbeda dari biasanya, diatas pasir pantai yang lembut dan bersama orang-orang
yang sangat saya sayangi.
***
Senja itu indah sekali. Aku berjalan diatas pasir. Pasir yang begitu lembut seperti es krim. Kicau burung berkicauan riang dengan langit biru sebagai latarnya. Indah. Aku menengadah lalu menghirup wangi pantai. Debur ombak berkejaran menabuh irama yang indah. Damai sekali. Aku berjalan terus, menunggu matahari tergelincir di ufuk barat yang selalu menawarkan sensasi jingga yang luar biasa. Hemmm. Sepertinya hanya ada aku sendiri disini. Eh tunggu. Sepertinya ada yang sedang berteriak memanggil. Suara itu. Suara itu khas sekali.
"Bunda… Bunda… tunggu kitaaaaa.”Eh itu kan suara suamiku. Aku pun berbalik. Ada suamiku dengan…… seorang anak kecil cantik berparas Dewi, matanya besar sepertiku dan rambutnya yang tebal seperti suamiku menari-nari tertiup angin. Dia berlari-lari riang sekali. Nampaknya dia sangat suka sekali lembutnya pasir yang seperti es krim ini. Just like me. Ah Tuhan, itu kan Keandra, bidadari kecil kami. Aku segera berlari ke arahnya. Saat melihatku menghampirinya, dia pun memeprcepat larinya dan Buk! Terjatuh. Dia tidak menangis malah tertawa tergelak-gelak dengan lucunya. Terjatuh diatas pasir yang lembut memang selalu menyenangkan, bukan? Aku pun terduduk di sebelahnya, ikut tertawa bersamanya.
“Bunda, Key, lihat, lihat, sunset.”Suamiku bereteriak dan menunjuk ke arah laut, ufuk barat. Seolah mengerti, Key menoleh ke arah sunset dan terduduk diam. Penuh takjub. Key menyandarkan kepalanya di tanganku. Suamiku duduk disebelahnya, mengacak-acak rambutnya lembut. Kami bertiga berdiam. Tak mau kehilangan moment sunset yang hanya 47 detik itu. Moment dimana matahari dengan penuh penerimaan pada semesta, bergulir indah, membagi sinarnya untuk bumi di bagian yang lain. Dan sekarang semburatnya yang indah seolah seperti tangan-tangan raksasa yang mengucapkan selamat tinggal pada bumi belahan Indonesia Barat. 47 detik yang menakjubkan. Key masih tak bergeming. Umurnya masih 1,5 tahun namun kulihat dia sudah bisa menikmati sunset. Persis seperti bundanya, pengagum senja dan sunset itu hadiah yang luar biasa untuk senja. 47 detik itu pun berlalu.
“Selamat tinggal matahari. Terimakasih untuk sinarnya hari ini. Esok kita jumpa lagi ya, matahari. Key, dadah sama matahari.” Aku menyenggol lembut tangannya sambil dadah-dadah. Key memang cerdas, dia seolah paham maksud bundanya. Tangan mungilnya dadah-dadah sambil memberikan senyum termanisnya untuk matahari sebagai ucapan terimakasih.”
“Daa. Daaa. Maari. Maaaaari.” Aku dan suamiku tertawa mendengar Key bilang kata matahari dengan bahasanya dan melihat ekspresi mukanya yang imut. “Nah, sunset nya sudah selesai. Sekarang, lihat ayah bawa apa? ES KRIM! Cepet, kita makan sekarang. Nanti keburu cair.”
Suamiku mengeluarkan satu tumbler berukuran sedang es krim oreo favoritku dan tentu saja favorit Keandra juga sekarang. Walaupun Key hanya baru boleh makan es krim sedikit yang aku sentuh ke bibirnya dan dia jilat-jilat bibir mungilnya itu. Dia menjilat-jilat kegirangan.
“Bunda, ayo kita berburu “harta karun.” Suamiku mencoba menantang permainan yang selalu aku menangkan.
“Siapa takuuut..”Dan jadilah kami berdua heboh dan Key berteriak-teriak ikut heboh seolah menyoraki dan menjadi cheerleader perburuan harta karun senja itu.
Senja itu selain menjadi senja terbaikku, juga menjadi moment makan es krim yang paling indah dalam hidupku.
***
*repost dari tulisan saya di blog www.mimpikitanyata.com
~Naya
0 komentar:
Posting Komentar