kita gak harus bertanggungjawab untuk terus menerus mengontrol perasaan orang lain. Tapi... ~Naya
Pernah gak yah aku melukai hati seorang teman
yang belum menikah saat memajang foto menikahku?
Pernah gak yah status mesra-mesraku untuk
suami bikin teman yang belum menikah terus mempertanyakan kapan dia menikah dan
bisa bermesraan dengan seseorang belahan jiwanya?
Pernah gak yah aku membuat seorang teman
bersedih dan rindu mama atau papanya yang telah tiada saat aku memajang foto
dengan mama papaku?
Pernah gak yah aku membuat seorang teman
ingin liburan ketika dia gak punya uang saat aku memajang foto-foto liburanku?
Pernah gak yah aku membuat iri seorang teman
yang sedang berjuang di kantor ketika aku memajang fotoku yang tengah bersantai
di rumah pada jam-jam kantor? Atau mungkin sebaliknya?
Pernah gak yah?
Jika hal-hal diatas pernah kulakukan, aku
minta maaf ya...
Banyak hal yang membuat aku sedikit berhati-hati
sekarang dalam update foto atau status di media sosial. Memang, kita gak harus
bertanggungjawab untuk terus menerus mengontrol perasaan orang lain. Tapi
seenggaknya, aku posisikan diriku saat berada di posisi orang lain. Berusaha meminimalkan
hal-hal yang terlalu pribadi untuk aku share.
Kebahagiaan itu akan tetap bernama
kebahagiaan karena bersemayam di hati. Tanpa harus seluruh dunia tahu. Mulai
belajar lagi untuk memilah sesuatu yang bersifat pribadi atau informatif.
Well, before share, think twice, Naya!
~Naya
2 komentar:
Jlab Jleb.
Jadi malu hati, aq soalnya orang yg ekspresif, you know me so well lah ceu. ESFJ ^^
But, Lets try, Bismillah..
Aku jg masih sangaaaaat belajar dalam menjaga perasaan orang lain, ceu.. :')
Posting Komentar